MEJAYAN, Jawa Pos Radar Caruban- Pemasaran produk secara konvensional kerap menjadi batu sandungan bagi pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Madiun. Pasalnya, mekanisme penjualan seperti itu membuat produk kurang dikenal khalayak ramai. Padahal, kualitas produknya tidak kalah dengan pabrikan.
‘’Kondisi seperti ini kami temui di An-Nahl Group, UMKM milik peternak lebah madu Desa Banjarsari Wetan, Kecamatan Dagangan. Padahal, jika pemasarannya bisa diperluas maka penjualannya bisa skala nasional,’’ ujar Sri Utami, ketua tim Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) Universitas PGRI Madiun (Unipma), Minggu (17/10).
Kehadiran tim dari Unipma itu menjadi angin segar bagi Sunardi dan Syukriyah Masruroh, owner An-Nahl Group. Sebab, Sri Utami dan lima rekannya -Ani Sulistyarsi, Yudha Adi Kusuma, Abd. Rohman Taufiq, Diah Ayu Widya Nastiti dan Hertanti- mengajari mereka metode penjualan yang lebih menguntungkan. Yakni, dengan menggunakan aplikasi e-commerce untuk menuju UMKM ekspor.
‘’Pendampingan ini kami lakukan tiga tahun, dari 2020-2022. Mereka kami beri pendampingan mulai praktik akuntansi perdagangan, workshop, sampai pemasaran melalui marketplace nasional maupun internasional, serta pemantauan pengelolaan online shop,’’ jelasnya.
Kerja keras tim tim PPPUD Unipma berbuah manis. Setelah mengenalkan penjualan melalui e-commerce, permintaan produk lebah madu An-Nahl Group melejit. Bahkan, dikenal hingga Malaysia, Singapura, dan Filipina. ‘’Kami juga mengenalkan pengemasan produk secara modern. Ini penting agar terlihat lebih menarik. Desain kemasan baru dan prosesnya lebih higienis, harapannya ekspor produk lebah madu dari UMKM ini semakin meningkat pesat,’’ pungkasnya. (afi/aan/adv)