KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Pandemi Covid-19 benar-benar mengguncang sendi ekonomi di Kota Madiun. Banyak pengusaha yang terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Bahkan, tidak sedikit yang gulung tikar. Kabar baiknya, para korban PHK itu banyak yang akhirnya berwirausaha.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), populasi buruh di Kota Madiun tahun ini sebanyak 43.457 jiwa dari total jumlah penduduk 88.580. ‘’Jika dipersentase sebanyak 49,06 persen,’’ kata Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny, Kamis (2/12).
Dwi menyebut, angka itu turun 5,94 persen dibanding tahun lalu. Penyebabnya diduga lantaran maraknya PHK akibat wabah Covid-19. Apalagi, selama pandemi dilakukan berbagai pembatasan. ‘’Akhirnya muncul banyak pengangguran,’’ ujarnya.
Tahun ini, lanjut Dwi, sebanyak 16,41 persen penduduk Kota Madiun lulusan SMP menganggur. Sedangkan lulusan SMA yang tidak bekerja sebesar 12,21 persen. Di bawahnya ada pengangguran lulusan SMK (5,45 persen), diploma (6,1 persen), dan perguruan tinggi (4,62 persen). ‘’Tahun lalu lulusan universitas penyumbang terbanyak angka pengangguran, yaitu 9,57 persen,’’ ungkapnya.
Dwi menuturkan, secara kumulatif, dari total 144.219 penduduk usia kerja di Kota Madiun, 2.057 di antaranya menganggur akibat terdampak pandemi Covid-19. Sedangkan 19.920 orang mengalami pengurangan jam kerja di masa pandemi. Sementara, jumlah bukan angkatan kerja (BAK) akibat Covid-19 ada 1.165.
‘’Tahun ini yang mengalami penurunan hanya pengangguran karena pandemi,’’ sebutnya. ‘’Karena banyak warga yang memilih berwirausaha. Apalagi, sekarang banyak lapak UMKM,’’ imbuhnya. (tr1/c1/isd/her)