KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Kasus penularan Covid-19 di sekolah memaksa Pemkot Madiun membuat kebijakan khusus. Seperti keputusan Wali Kota Maidi yang memberi kesempatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas hingga dua bulan ke depan. Jika lonjakan kasus terjadi dalam kurun Februari-Maret, dipastikan PTM dihentikan. Seluruh satuan pendidikan akan kembali menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) 100 persen. ‘’Sudah saya prediksi (naik, Red) setelah Nataru (Natal dan tahun baru),’’ ungkap Maidi, Sabtu (5/2).
Jika selama dua bulan tersebut nihil temuan kasus baru di sekolah, PTM bakal digelar 100 persen. Saat ini pihaknya terus mengevaluasi dan mengawasi ketat. Maidi tidak ingin ada temuan kasus di sekolah lain. ‘’Jika ketemu langsung distop,’’ tegasnya.
Wali kota juga mendengar informasi temuan kasus di SMAN 1 Kota Madiun. Pihaknya minta sekolah tersebut dikunci sementara (dikuntara). Sebab, kasus di SMA ini meluas dari hasil pelacakan. ‘’Tahunya gebres-gebres, watuk-watuk. Dijajal ternyata positif, di-tracing ada lagi, maka tutup 100 persen,’’ bebernya.
Maidi belum dapat memastikan varian Covid-19 klaster sekolah tersebut. Sebab, perlu pemeriksaan spesimen ke laboratorium di Surabaya. Terlepas Omicron atau varian lain, dia menegaskan pentingnya prokes untuk membentengi dan mencegah klaster sekolah lain. ‘’Siswa banyak ternyata nyebar ke mana-mana, nggak boleh itu,’’ ujarnya. (kid/c1/sat/her)