KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Kenaikan inflasi mengiringi momen Ramadan-Lebaran di Kota Madiun tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat, pada April lalu inflasi Kota Madiun mencapai 0,97 persen. Angka itu melampaui rata-rata nasional (0,95 persen), namun masih di bawah Jawa Timur (1,05 persen). ‘’Tingginya inflasi dipicu adanya kenaikan harga pada seluruh kelompok pengeluaran, kecuali kelompok pendidikan,’’ kata Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny, Kamis (12/5).
Dwi memaparkan, kelompok transportasi mengalami inflasi tertinggi. Yakni, di angka 2,60 persen. Disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau (1,43 persen); pakaian dan alas kaki (1,30 persen); perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (1,06 persen); serta perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,88 persen). ’’Dari delapan kabupaten/kota penghitung inflasi nasional di Jatim, seluruhnya mengalami inflasi,’’ sebutnya.
Dia mengatakan, kenaikan inflasi Kota Madiun tidak terlepas dari lonjakan harga berbagai komoditas sepanjang April lalu. Hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern, kata Dwi, terjadi inflasi sebesar 0,97 persen. Pun, indeks harga konsumen (IHK) naik dari 107,77 menjadi 108,81.
Dwi menyebutkan, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada April lalu di antaranya bensin, minyak goreng, mobil, daging ayam ras, tempe, telur ayam ras, bawang putih, dan daging sapi. Di sisi lain, cabai rawit, tomat, bawang merah, cabai merah, pisang, wortel, minuman ringan, salak, biskuit, dan es mengalami penurunan harga. ‘’Insya Allah inflasi masih terkendali,’’ pungkasnya. (ggi/c1/isd)