KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Sejak beberapa pekan terakhir, nyaris saban hari langit Kota Madiun dihiasi awan gelap. Disusul guyuran hujan deras yang terkadang disertai angin kencang. BMKG menyebut cuaca ekstrem itu dipengaruhi fenomena La Nina.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda BMKG Stasiun Geofisika Nganjuk Setiyaris mengatakan, musim hujan kali ini diperkirakan mencapai puncaknya pada Januari-Februari mendatang. ”Untuk Kota Madiun puncaknya diperkirakan Januari tahun depan,” ujarnya, Senin (13/12).
Terkait hujan deras disertai angin kencang dan petir, kata Setiyaris, fenomena itu disebabkan munculnya awan kumulonimbus. Yakni, awan yang terbentuk karena proses konveksi. ‘’Udara naik dengan intens akibat pemanasan matahari,’’ ungkapnya. ”Jika stabilitas atmosfer mendukung, maka masa udara akan naik terus sehingga terbentuklah awan kumulonimbus,” imbuhnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun Jariyanto mengatakan, untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi pihaknya telah mendirikan tiga posko. Masing-masing tersebar di kantor BPBD, Bantaran Kali Madiun, dan Embung Pilangbango.
”Dengan datangnya musim hujan, kami imbau masyarakat Kota Madiun waspada. Harapannya warga turut berpartisipasi dalam pencegahan bencana dengan menjaga kebersihan lingkungan maupun memangkas dahan pohon yang rawan roboh,” ujarnya. (irs/c1/isd)