KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Aksara Jawa kuno dikhawatirkan semakin pudar jika kalangan milenial enggan meliriknya. Pun, perlu dibangkitkan eksistensinya di wilayah Madiun. ‘’Karena di Madiun banyak prasasti dengan tulisan aksara Jawa kuno,’’ kata Goenawan Sambodo, epigraf dan peneliti sejarah Jawa, dalam diskusi di Padepokan Seni Retno Dumilah, Demangan, Taman, Minggu (16/1/2022).
Kendati demikian, Goenawan menyebut bahwa eksistensi aksara Jawa belum masuk dalam periode kritis. Setidaknya, cukup banyak anak muda yang terlibat dalam diskusi kemarin. ‘’Kalangan milenial masih mau ikut itu sudah bagus. Tapi, harus konsisten dan alangkah lebih baik jika terus muncul pegiatnya,’’ tutur pria asal Temanggung, Jawa Tengah, itu.
Goenawan menjelaskan, aksara Jawa kuno dan Jawa baru berbeda. Namun, keduanya memiliki benang merah. ‘’Aksara Jawa baru yang diajarkan di sekolah itu merupakan evolusi aksara Jawa kuno,’’ ungkapnya. ‘’Hal-hal mendasar seperti ini perlu mendapat pemahaman generasi muda,’’ imbuhnya.
Dia menambahkan, mengenal aksara Jawa merupakan sebuah kebanggaan. Bukan diartikan sebagai keterlambatan adaptasi perkembangan zaman. ‘’Aksara Jawa itu identitas masyarakat Jawa dalam berkomunikasi dan berbudaya,’’ pungkasnya. (mg4/c1/isd/her)