KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Ikhtiar agar Covid-19 tidak semakin menyebar semakin gencar. Salah satunya memaksimalkan capaian vaksinasi antikorona. Terutama pada kelompok lansia. ‘’Ada yang komorbid, jadi tidak boleh divaksin,’’ kata Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes-PPKB) Kota Madiun Denik Wuryani, Kamis (17/3).
Hingga saat ini, vaksinasi dosis pertama lansia mencapai 18.057 jiwa (75,35 persen), dosis kedua 16.601 jiwa (69,28 persen), dan dosis ketiga atau booster 3.705 jiwa (15,46 persen). Sedangkan total sasaran kelompok ini sekitar 23.000 jiwa. ‘’Lansia yang memiliki komorbid dapat konsultasi dulu ke dokter, boleh divaksin atau tidak,’’ ujarnya.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menghambat. Di antaranya, kecenderungan sebagian lansia pilih-pilih vaksin meski semua sama saja. Kendati begitu, Denik optimistis capaian bakal terkerek. Sebab, tren antusiasme mulai tinggi dibandingkan tahun lalu. ‘’Semoga kesadaran ini terus terjaga, kami akan memaksimalkannya,’’ ucapnya.
Menurut dia, program percepatan vaksinasi bakal berjalan mulus. Sebab, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempersingkat interval dosis kedua dan booster cukup tiga bulan. ‘’Kalau dulu harus menunggu enam bulan,’’ tuturnya.
Sementara itu, capaian total vaksinasi 376.155 jiwa (121,36 persen). Perinciannya, 181.305 dosis pertama, 166.257 dosis kedua, dan 28.593 booster. Denik menyebutkan, pihaknya tidak hanya memaksimalkan sasaran lansia. Dosis pertama dan kedua pun tetap dikebut. Dia meminta masyarakat yang sudah divaksin hingga dosis ketiga sekali pun, tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Juga berharap dapat membantu upaya pemerintah dalam pengendalian Covid-19. (ggi/c1/sat/her)