KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Alarm ponsel Mayor Inf Arief Widyanto berbunyi keras. Suami Tyas Ninditya Sari itu pun bergegas mempersiapkan diri untuk berangkat ke Mako Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha. Sesampainya di lokasi sekitar pukul 07.00, tampak ratusan pasukan telah memadati lapangan markas. Beberapa saat berselang, Arief memimpin apel pasukan.
Dalam apel itu Arief menekankan kepada para prajurit agar memiliki sikap kedisiplinan dan kesiapsiagaan. ‘’Prajurit Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Menjadi tanggung jawab saya untuk meningkatkan kualitas dalam mendukung tugas pokok TNI-AD dalam operasi militer,’’ ujarnya.
Perjalanan karier Arief di dunia militer dimulai dengan menempuh pendidikan di Akademi Militer (Akmil) pada 2004 silam. Pun, sejumlah prestasi berhasil ditorehkannya. ‘’Saya mendapatkan peringkat pertama saat pendidikan free fall dan jump master 2011,’’ ungkapnya.
Pria 39 tahun itu juga kenyang pengalaman di medan penugasan berbagai operasi, baik di dalam maupun luar negeri. Di antaranya, Koops Pinang Sirih, Papua; Satgas Yon Mekanis Lebanon; serta Satgas Merah Putih, Somalia. Arief pernah pula bertugas di Amerika Serikat, Australia, Jerman, Thailand, Vietnam, dan Iran.
Sementara ini, selain penyesuaian di lingkungan barunya, orang nomor satu di Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha itu fokus pada pembinaan fisik dan mental prajurit. Satuan Yonif 501 mendapat jatah recovery pasukan kurun waktu dua tahun ke depan. ‘’Fokus pemulihan prajurit pascaoperasi tugas pamtas (pengamanan perbatasan, Red) di perbatasan RI-Papua Nugini akhir tahun lalu,’’ paparnya.
Kendati demikian, Arief menegaskan kesiapsiagaan untuk bertugas tidak akan kendur. Pelatihan operasi tetap dilakukan disesuaikan porsi masa pemulihan prajurit. ‘’Ketika negara membutuhkan, kami selalu siap,’’ tegasnya. (mg4/isd/c1/her)