KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Dengan semangat Supriyanto bercerita seputar dongkrek. Dalam pandangannya, dia menilai perkembangan seni tersebut di Kecamatan Dolopo kurang terekspos layaknya wilayah Kabupaten Madiun utara seperti Caruban, Wonoasri, dan Pilangkenceng.
Isu tersebut diusung Supriyanto saat mengikuti pemilihan Putera Kebudayaan Nusantara Jawa Timur 2020. Selain dongkrek, kala itu dia juga mengangkat kerajinan wayang dari bahan limbah kayu. ‘’Nilai jual ada, sekaligus melestarikan budaya,” ujarnya, Selasa (21/12).
Tidak disangka, pada ajang tersebut Supriyanto berhasil menyabet runner-up II. Menyisihkan puluhan peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur. Sejak itu pula, warga Dolopo tersebut getol mengajak masyarakat melestarikan budaya Kabupaten Madiun maupun Jatim.
Sejumlah tantangan mesti dihadapi Supriyanto. Salah satunya minimnya minat generasi muda menekuni kesenian asli Jawa Timur. Sebaliknya, mereka lebih tertarik dengan budaya luar.
”Tugas saya memulai dari lingkungan sekitar untuk mencintai kebudayaan daerah. Misalnya, mengajak siswa SD belajar tari dongkrek dan dipentaskan pada acara tingkat lingkungan,” bebernya. ‘’Juga ada rencana menampilkan dongkrek di CFD (car free day, Red),” imbuhnya.
Selain runner-up II Putera Kebudayaan Nusantara Jawa Timur 2020, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta itu juga mengemban amanah sebagai Duta Pangan Jatim 2019 sampai sekarang. Tugasnya antara lain menyosialisasikan pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) yang merupakan bagian dari pencegahan stunting. (irs/isd/c1/her)