MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Internal Universitas Muhammadiyah Madiun (Ummad) menghangat. Puluhan mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Kota Madiun itu menggelar aksi unjuk rasa kemarin (21/3). Mereka menolak sistem manajemen baru seiring pergantian rektor setempat beberapa waktu lalu.
Mereka berkumpul di halaman kampus di Jalan Mayjen Panjaitan itu untuk menyampaikan aspirasi. ‘’Kami menuntut rektor harus diganti dengan yang memiliki kredibilitas, kualitas baik, serta karakter yang kuat sebagai pemimpin,’’ teriak Ilham, koordinator lapangan aksi demo mahasiswa Ummad.
Satu unit mobil pikap berisi keranda dan karakter pocong bertuliskan Sok Suci diarak dari lapangan Demangan menuju halaman depan kampus Ummad. Massa mahasiswa berkumpul sejak pukul 08.00 meski aksi baru digelar pukul 10.00. Mengenakan jas almamater khas berwarna merah marun, mereka membentangkan sejumlah spanduk berisi penolakan.
Antara lain bertuliskan: Awal Runtuhnya Peradaban Ummad, Budaya Hedonis dan Kapitalis, serta RIP Intelektual. Selain itu, mereka juga gantian berorasi menyatakan sikap. ‘’Manajemen kampus tidak pernah melihat kami sebagai mahasiswa. Banyak sikap pemimpin yang berbelok mengikuti kelompok kecil. Banyak kecurangan dari rektor dalam memimpin universitas,’’ tudingnya.
Menurut Ilham, mahasiswa sangat menyanyangkan sistem manajemen kampus saat ini. Pergantian rektor tidak membuat kampus semakin baik. Sebaliknya, kian memburuk dan tidak karuan. ‘’Pendekatan dengan mahasiswa pun tidak pernah dilakukan,’’ sergahnya.
Sejumlah tuntutan disampaikan di depan para dosen dan dekan. Salah satunya, soal dosen yang telah resign namun direkrut kembali dengan alasan memiliki pendidikan cukup. ‘’Kami menuntut hak kami di kampus. Sebab, manajemen kampus sangat merugikan mahasiswa,’’ cetusnya.
Sebanyak 160 lembar berkas berisi tuntutan diserahkan puluhan mahasiswa. Mereka menuntut makar yang banyak ditemukan dalam manajemen kampus wajib dituntaskan. ‘’Terjadi makar yang luar biasa. Kampus ini telah dijadikan tempat mencari makan bukan tempat untuk mengabdi di Muhammadiyah,’’ bebernya.
Daliman, dekan Fakultas Ilmu Sosial Ummad, mengapresiasi aksi mahasiswa. Menurut dia, aksi unjuk rasa pertama di kampusnya ini sangat penting untuk mendorong perubahan. ‘’Surat sudah saya terima, akan saya sampaikan ke rektor. Ke depan, rektor akan membuat langkah-langkah untuk penanganannya,’’ janjinya.
Sementara Sekretaris Rektor Ummad Ahmad Sutopo menambahkan, pihaknya menghargai aksi mahasiswa yang tidak anarkistis. Dia menyebutkan, pergantian rektor telah berlangsung beberapa bulan lalu. ‘’Aksi mahasiswa ini di luar agenda kampus,’’ katanya saat dikonfirmasi via telepon.
Sebab, lanjut dia, sebelumnya mahasiswa tidak mengajukan izin. Baik untuk dialog atau konsultasi ke direktur kemahasiswaan. ‘’Terkait rekrutmen dan penataan SDM, murni kewenangannya badan pembina harian (BPH). Sehingga rektor hanya mengusulkan ke BPH,’’ ungkapnya.
Jadi, sebut dia, rektor tidak berhak menata SDM di kampus. Pun, pergantian rektor di lingkup Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM), dinilai sangat wajar. Kendati begitu, pihaknya akan bertindak lebih cepat. Membuat langkah strategis dan segera menemui mahasiswa untuk mediasi. ‘’Karena ini masih penataan dan terus penataan untuk upgrade,’’ jelasnya. (mg4/sat)