29.4 C
Madiun
Monday, March 20, 2023

Pendapatan Parkir Pasar Sleko Melejit

KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Tidak sia-sia langkah dinas perdagangan (disdag) mengubah model parkir Pasar Sleko dari konvensional ke one gate system. Metode baru itu terbukti mampu mendongkrak pendapatan retribusi parkir dengan nominal jauh lebih besar dibanding saat masih dikelola pihak ketiga.

Kabid Pengelolaan Pasar Rakyat Disdag Kota Madiun Tugas Prasetyo mengatakan, kini dalam sehari Pasar Sleko mampu mencatat pendapatan retribusi parkir sekitar Rp 2 juta. Angka itu bisa meningkat menjadi Rp 3 juta saat Kamis dan akhir pekan. ‘’Kalau dikalkulasi, dalam sebulan bisa sampai Rp 80 juta,’’ ujarnya, Rabu (23/2).

Tugas optimistis sampai akhir bulan ini pendapatan parkir model portal di Pasar Sleko sudah melampaui angka tahun lalu yang hanya Rp 157 juta. ‘’Sekarang (Pasar Sleko, Red) tidak lagi dibebani target PAD (pendapatan asli daerah) sektor parkir. Seluruh perolehan masuk kas dinas,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Pengerjaan Lokomotif-Gerbong KA Wisata Rampung Juni, Penataan Bogowonto Molor

Sayangnya, melejitnya pendapatan parkir Pasar Sleko tidak berbanding lurus dengan kenaikan transaksi pedagang yang menempati bangunan induk pasar. Pasalnya, sejauh ini sekitar 80 persen pengunjung adalah mereka yang singgah ke pujasera sisi utara pasar. ‘’Kami berencana menghidupkan pasar induk dengan membuka kios elektronik,’’ tuturnya.

Tugas menambahkan, total ada sekitar 400 kios di Pasar Sleko. Namun, hanya 350-an pedagang yang masih aktif berjualan. Pun, beberapa pedagang terpaksa dicabut hak sewanya lantaran tidak membayar retribusi. ‘’Saat pendataan kami sempat kesulitan karena cukup banyak pedagang yang identitasnya tidak jelas,’’ ungkapnya.

Dia menyebutkan, saat ini ada 19 penyewa kios yang mendapat surat peringatan (SP) ketiga lantaran kiosnya lama tutup dan tidak membayar retribusi. (mg7/c1/isd/her)

KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Tidak sia-sia langkah dinas perdagangan (disdag) mengubah model parkir Pasar Sleko dari konvensional ke one gate system. Metode baru itu terbukti mampu mendongkrak pendapatan retribusi parkir dengan nominal jauh lebih besar dibanding saat masih dikelola pihak ketiga.

Kabid Pengelolaan Pasar Rakyat Disdag Kota Madiun Tugas Prasetyo mengatakan, kini dalam sehari Pasar Sleko mampu mencatat pendapatan retribusi parkir sekitar Rp 2 juta. Angka itu bisa meningkat menjadi Rp 3 juta saat Kamis dan akhir pekan. ‘’Kalau dikalkulasi, dalam sebulan bisa sampai Rp 80 juta,’’ ujarnya, Rabu (23/2).

Tugas optimistis sampai akhir bulan ini pendapatan parkir model portal di Pasar Sleko sudah melampaui angka tahun lalu yang hanya Rp 157 juta. ‘’Sekarang (Pasar Sleko, Red) tidak lagi dibebani target PAD (pendapatan asli daerah) sektor parkir. Seluruh perolehan masuk kas dinas,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Pupuk Patriotisme Petani di Tengah Pandemi

Sayangnya, melejitnya pendapatan parkir Pasar Sleko tidak berbanding lurus dengan kenaikan transaksi pedagang yang menempati bangunan induk pasar. Pasalnya, sejauh ini sekitar 80 persen pengunjung adalah mereka yang singgah ke pujasera sisi utara pasar. ‘’Kami berencana menghidupkan pasar induk dengan membuka kios elektronik,’’ tuturnya.

Tugas menambahkan, total ada sekitar 400 kios di Pasar Sleko. Namun, hanya 350-an pedagang yang masih aktif berjualan. Pun, beberapa pedagang terpaksa dicabut hak sewanya lantaran tidak membayar retribusi. ‘’Saat pendataan kami sempat kesulitan karena cukup banyak pedagang yang identitasnya tidak jelas,’’ ungkapnya.

Dia menyebutkan, saat ini ada 19 penyewa kios yang mendapat surat peringatan (SP) ketiga lantaran kiosnya lama tutup dan tidak membayar retribusi. (mg7/c1/isd/her)

Most Read

Artikel Terbaru