KOTA, Jawa Pos Radar Madiun – Kesadaran rekanan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pekerjanya di lokasi proyek pemerintah rendah. Itu diketahui saat anggota Komisi I DPRD Kota Madiun melakukan inspeksi mendadak (sidak) proyek rehabilitasi SDN 02 Nambangan Kidul kemarin (22/6).
Mereka pun menegur kontraktor agar disiplin menerapkan aturan. Pasalnya, itu merupakan aspek penting dalam perlindungan pekerja proyek. ‘’Ini untuk kenyamanan pekerja, terutama mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,’’ kata Ketua Komisi I DPRD Kota Madiun Hari Santoso.
Hari dan anggotanya, Sutardi dan Tutik Endang Sri Wahyuni, juga mengingatkan rekanan terkait kualitas pekerjaan konstruksi. Jangan sampai progres pekerjaan yang surplus tiga persen tapi hasilnya tidak maksimal. ‘’Ini catatan juga bagi rekanan. Kualitas dan kuantitas harus diperhatikan,’’ ujarnya.
Hal yang sama disampaikan pada kontraktor saat sidak di SMPN 9 dan SMPN 11. Hari meminta dinas pendidikan (dindik) tidak asal menerima hasil pekerjaan. Pejabat pembuat komitmen (PPK) harus mengecek keseluruhan spesifikasi finishing proyek. Sebab, berkaitan dengan fungsi bangunan untuk kegiatan belajar-mengajar. ‘’Kalau hasilnya tidak sesuai rencana, jangan dibayar,’’ tegasnya.
Dari kegiatan sidak di tiga proyek rehab sekolah tersebut, Hari memastikan seluruh progres pekerjaan surplus. SDN 02 Nambangan Kidul surplus 3 persen dari target 82 persen. SMPN 9 surplus 16 persen dan SMPN 11 surplus 5 persen. ‘’Secara umum memang baik, progresnya semua surplus dari skedul,’’ ungkapnya.
Kasi Sarana Prasarana Dindik Kota Madiun Sugiyanta mengatakan, ada enam paket rehabilitasi sekolah tahun ini. Satu paket di antaranya bersumber dari dana alokasi khusus (DAK). ‘’Pekerjaan meliputi bangunan penunjang, sekat ruang kelas, penyempurnaan atap, dan penataan halaman,’’ terangnya.
Harapannya kondisi sekolah lebih nyaman sesuai standar pendidikan. Karena itu, pihaknya rutin melakukan pengawasan dan evaluasi setiap dua minggu sekali terkait pekerjaan perbaikan sekolah tersebut. ‘’Per dua minggu sekali kami monitor untuk menjaga kualitas (hasil) bangunan,’’ pungkasnya. (her/c1/sat)