23.9 C
Madiun
Wednesday, March 22, 2023

Revitalisasi Plaza Lawu Masih Berutang 8 Persen

MADIUN – Rada Gawat! Deadline soft opening Plaza Lawu pada 12 November mendatang sudah semakin dekat. PT Prawisa Kwarta Buana (PT PKB) dituntut bisa bekerja secara paralel dengan tenant untuk mengejar kekurangan progres. Pasalnya, hingga minggu ke-37 (minggu ini), progres proyek dengan nilai investasi senilai Rp 31,1 miliar itu masih tertahan di angka 92 persen. Kekurangan delapan persen diharap tuntas dalam tiga minggu tersisa.

’’Kami perhitungkan, dalam seminggu laju progres pekerjaan minimal harus 3,5 persen,’’ kata Chief Inspector PT Pilarempat Consultant Amar Choiri kemarin (25/10).

Pemkot kemarin menggelar rapat evaluasi progres revitalisasi Plaza Lawu di Balai Kota. PT Sri Tanaya Megatama (PT STM) selaku pemegang hak sewa selama 30 tahun, PT PKB sebagai pelaksana proyek yang ditunjuk PT STM, serta PT Pilarempat Consultant yang notabene pengawas proyek itu, dihadirkan. Maklum, proyek kakap tersebut sudah mendekati akhir. Progresnya, seperti dipaparkan kemarin, mencapai 92 persen. ’’Pelaksana istilahnya masih berutang delapan persen. Sementara fokus pada eksterior,’’ ujarnya.

Persoalan muncul karena pekerjaan di Plaza Lawu saat ini berlangsung secara paralel. Selain PT PKB yang fokus menyelesaikan pekerjaan fasad di eksterior, tenant juga bekerja di dalam mal. Sayangnya, tenant tidak bisa bekerja grusa-grusu. ’’Pekerjaan PT PKB tidak bisa kencang karena juga ada pekerjaan dari tenant. Itu yang membuat laju pekerjaan terhambat,’’ sebut Amar. ‘’Idealnya, kontraktor dalam sepekan bisa menyelesaikan antara empat sampai lima persen. Sementara ini rata-rata hanya 3,5 persen,’’ imbuhnya.

Baca Juga :  Level PPKM Turun, Angka Pernikahan di Kota Madiun Naik

Menurut Amar, butuh kerja keras semua pihak jika Plaza Lawu ingin soft opening tepat waktu pada 12 November mendatang. Selain PT PKB, seharusnya tenant juga bisa bekerja dengan cepat. Pasalnya, pekerjaan PT PKB sedikit banyak terhambat oleh pekerjaan tenant. Amar memberi contoh, pekerjaan aluminium composite panel (ACP) yang beberapa kali terkendala material-material tenant yang baru masuk mal. ‘’Sebenarnya kalau tidak ada halangan tidak masalah, bisa lancar,’’ terang Amar.

Ditemui usai rapat evaluasi kemarin, Purhandoko, general manager PT STM, mengaku mendapatkan arahan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai target 12 November. Pihaknya lantas mendorong PT PKB untuk melakukan sejumlah langkah percepatan. Menurut pria yang akrab disapa Handoko itu, pekerjaan finishing yang tinggal delapan persen itu tidak bisa digampangkan lantaran harus detail. ‘’Kalau melihat bobot, pekerjaan major memang sudah selesai. Tapi, finishing ini juga perlu detail. Kami tetap mendorong (PT PKB),’’ katanya.

Bagaimana dengan tenant? Menurut Handoko, tenant bekerja menggunakan kontraktor yang ditunjuk masing-masing. Mereka bekerja di sela waktu pekerjaan-pekerjaan PT PKB. Handoko pun menyadari, pihaknya terus berhitung hari menuju target soft opening 12 November mendatang. Meski demikian, PT STM optimistis semua pihak bisa bekerja keras secara paralel mengejar target itu. ’’Sesuai arahan Pak Sekda (Rusdiyanto, Red), sekarang tanggung jawab dari pihak proyek (PT PKB) semakin mengerucut dengan berhitungnya hari. Harapan kami, semua bisa tuntas sesuai target itu,’’ ucapnya. (naz/c1/ota)

MADIUN – Rada Gawat! Deadline soft opening Plaza Lawu pada 12 November mendatang sudah semakin dekat. PT Prawisa Kwarta Buana (PT PKB) dituntut bisa bekerja secara paralel dengan tenant untuk mengejar kekurangan progres. Pasalnya, hingga minggu ke-37 (minggu ini), progres proyek dengan nilai investasi senilai Rp 31,1 miliar itu masih tertahan di angka 92 persen. Kekurangan delapan persen diharap tuntas dalam tiga minggu tersisa.

’’Kami perhitungkan, dalam seminggu laju progres pekerjaan minimal harus 3,5 persen,’’ kata Chief Inspector PT Pilarempat Consultant Amar Choiri kemarin (25/10).

Pemkot kemarin menggelar rapat evaluasi progres revitalisasi Plaza Lawu di Balai Kota. PT Sri Tanaya Megatama (PT STM) selaku pemegang hak sewa selama 30 tahun, PT PKB sebagai pelaksana proyek yang ditunjuk PT STM, serta PT Pilarempat Consultant yang notabene pengawas proyek itu, dihadirkan. Maklum, proyek kakap tersebut sudah mendekati akhir. Progresnya, seperti dipaparkan kemarin, mencapai 92 persen. ’’Pelaksana istilahnya masih berutang delapan persen. Sementara fokus pada eksterior,’’ ujarnya.

Persoalan muncul karena pekerjaan di Plaza Lawu saat ini berlangsung secara paralel. Selain PT PKB yang fokus menyelesaikan pekerjaan fasad di eksterior, tenant juga bekerja di dalam mal. Sayangnya, tenant tidak bisa bekerja grusa-grusu. ’’Pekerjaan PT PKB tidak bisa kencang karena juga ada pekerjaan dari tenant. Itu yang membuat laju pekerjaan terhambat,’’ sebut Amar. ‘’Idealnya, kontraktor dalam sepekan bisa menyelesaikan antara empat sampai lima persen. Sementara ini rata-rata hanya 3,5 persen,’’ imbuhnya.

Baca Juga :  200 PNS Pemkot Madiun Pensiun, Rekrut 400 Pengganti 

Menurut Amar, butuh kerja keras semua pihak jika Plaza Lawu ingin soft opening tepat waktu pada 12 November mendatang. Selain PT PKB, seharusnya tenant juga bisa bekerja dengan cepat. Pasalnya, pekerjaan PT PKB sedikit banyak terhambat oleh pekerjaan tenant. Amar memberi contoh, pekerjaan aluminium composite panel (ACP) yang beberapa kali terkendala material-material tenant yang baru masuk mal. ‘’Sebenarnya kalau tidak ada halangan tidak masalah, bisa lancar,’’ terang Amar.

Ditemui usai rapat evaluasi kemarin, Purhandoko, general manager PT STM, mengaku mendapatkan arahan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai target 12 November. Pihaknya lantas mendorong PT PKB untuk melakukan sejumlah langkah percepatan. Menurut pria yang akrab disapa Handoko itu, pekerjaan finishing yang tinggal delapan persen itu tidak bisa digampangkan lantaran harus detail. ‘’Kalau melihat bobot, pekerjaan major memang sudah selesai. Tapi, finishing ini juga perlu detail. Kami tetap mendorong (PT PKB),’’ katanya.

Bagaimana dengan tenant? Menurut Handoko, tenant bekerja menggunakan kontraktor yang ditunjuk masing-masing. Mereka bekerja di sela waktu pekerjaan-pekerjaan PT PKB. Handoko pun menyadari, pihaknya terus berhitung hari menuju target soft opening 12 November mendatang. Meski demikian, PT STM optimistis semua pihak bisa bekerja keras secara paralel mengejar target itu. ’’Sesuai arahan Pak Sekda (Rusdiyanto, Red), sekarang tanggung jawab dari pihak proyek (PT PKB) semakin mengerucut dengan berhitungnya hari. Harapan kami, semua bisa tuntas sesuai target itu,’’ ucapnya. (naz/c1/ota)

Most Read

Artikel Terbaru