26.9 C
Madiun
Sunday, June 11, 2023

Warung Boleh Buka Siang, Warga Diimbau Junjung Toleransi

KOTA MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Kementrian Agama (Kemenag) memastikan aktivitas masyarakat di bulan Ramadan 1444 Hijriah berjalan normal tanpa adanya sejumlah pembatasan. Meski begitu, warga diminta tetap menjunjung tinggi toleransi.

Tidak terkecuali bagi warga yang memiliki usaha warung makan. Mereka diperbolehkan berjualan saat siang hari. ‘’Tidak masalah (buka siang hari), asalkan jangan terlalu terbuka,’’ kata Kepala Kemenag Kota Madiun Abdul Wahid, Minggu (26/3).

Abdul menyebutkan bahwa kebijakan boleh berjualan pada siang hari itu didasari berbagai faktor. Di antaranya, keberadaan Kota Madiun sebagai kota transit. Selain itu, penduduknya yang majemuk.

Dia mengatakan, tidak setiap orang yang berkunjung ke Kota Madiun beragama Islam. Pun, tidak sedikit yang sedang bermusafir. ‘’Kedewasaan antarumat beragama itu perlu. Banyak warga setempat maupun pendatang yang non-Islam. Pastinya mereka membutuhkan tempat untuk makan,’’ sebutnya.

Baca Juga :  Diandra Aurecillla Sukses Raih Juara II Festival Dai Cilik Ramadan 2022

Menurut dia, momen bulan Ramadan tidak selayaknya disikapi terlalu kaku. ‘’Luwes dan fleksibel saja sehingga ibadah puasa bisa dijalankan dengan khidmat. Itu namanya toleransi beragama. Apalagi, Madiun termasuk kota yang berkembang,’’ pungkasnya. (mg4/isd)

KOTA MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Kementrian Agama (Kemenag) memastikan aktivitas masyarakat di bulan Ramadan 1444 Hijriah berjalan normal tanpa adanya sejumlah pembatasan. Meski begitu, warga diminta tetap menjunjung tinggi toleransi.

Tidak terkecuali bagi warga yang memiliki usaha warung makan. Mereka diperbolehkan berjualan saat siang hari. ‘’Tidak masalah (buka siang hari), asalkan jangan terlalu terbuka,’’ kata Kepala Kemenag Kota Madiun Abdul Wahid, Minggu (26/3).

Abdul menyebutkan bahwa kebijakan boleh berjualan pada siang hari itu didasari berbagai faktor. Di antaranya, keberadaan Kota Madiun sebagai kota transit. Selain itu, penduduknya yang majemuk.

Dia mengatakan, tidak setiap orang yang berkunjung ke Kota Madiun beragama Islam. Pun, tidak sedikit yang sedang bermusafir. ‘’Kedewasaan antarumat beragama itu perlu. Banyak warga setempat maupun pendatang yang non-Islam. Pastinya mereka membutuhkan tempat untuk makan,’’ sebutnya.

Baca Juga :  HPN 2022, Jurnalis Kota Madiun Sambangi Mantan Ketua PWI

Menurut dia, momen bulan Ramadan tidak selayaknya disikapi terlalu kaku. ‘’Luwes dan fleksibel saja sehingga ibadah puasa bisa dijalankan dengan khidmat. Itu namanya toleransi beragama. Apalagi, Madiun termasuk kota yang berkembang,’’ pungkasnya. (mg4/isd)

Terpopuler

Artikel Terbaru