MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Ujung tombak gerakan literasi di sekolah tak lain adalah guru. Karena itu, pendidik harus berani menulis. Menurut sastrawan sekaligus Kepala SMAN 1 Ngrambe Tjahjono Widijanto, memulai menulis sebenarnya tidaklah sulit. Apalagi di era digital seperti sekarang. ‘’Di zaman serbadigital ini, menulis bisa menggunakan media apa pun,’’ ujarnya usai mengisi Workshop Gerakan Literasi Sekolah kemarin (31/3).
Tjahjono cukup miris dengan rendahnya tingkat literasi masyarakat. Sebagai pencerdas bangsa, guru seharusnya aware dengan kondisi tersebut dan mulai mengambil sikap. Menumbuhkan budaya literasi harus dimulai sejak dini. Pun, tak harus diawali dari hal-hal besar. Sebaliknya, mulailah dari hal-hal kecil. ‘’Misalnya bagi anak TK, ajari menulis apa yang mereka suka dalam dua atau tiga kalimat,’’ paparnya.
Sebagai guru, Tjahjono tergolong sastrawan yang produktif. Banyak karya tulis yang telah dia lahirkan dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, kesibukan bukan halangan menulis. ‘’Apalagi sekarang ini semakin mudah,’’ tuturnya.
Dia berpesan kepada ratusan pendidik yang mengikuti Workshop Gerakan Literasi untuk tak ragu dalam memulai menulis. Seiring berjalannya waktu, setiap penulis akan semakin mahir hingga mampu menyusun kalimat yang renyah namun penuh makna. Pun, dari hal kecil tersebut, dampaknya akan luar biasa bagi siswa. ‘’Menggerakkan literasi pada dasarnya membangun mental, kultur, rasio, dan intelektual,’’ tandasnya. (tr3/c1/naz)