Ratusan Guru di Magetan Ikuti Workshop Gerakan Literasi Sekolah
KEYNOTE SPEAKER: Bupati Suprawoto Ajak Guru di Magetan Berani Menulis. Dalam acara Literasi Guru Menulis itu, Suprawoto juga menyerahkan buku hasil karyanya kepada Direktur Jawa Pos Radar Madiun Wahyudi Novianto. (R BAGUS RAHADI/RADAR MADIUN)
MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Aja mung nyontoni, tapi ora isa nglakoni. Jangan hanya memberi contoh, tapi tidak bisa melakukan. Kalimat itu ditujukan Bupati Magetan Suprawoto kepada ratusan guru TK, SD, dan SMPN yang memenuhi Graha Pusat Literasi kemarin (31/3). Orang nomor satu di Magetan itu ingin gerakan literasi digaungkan secara nyata dengan cara guru menulis. ‘’Jangan ragu untuk mulai menulis,’’ kata Kang Woto, sapaan Suprawoto.
Workshop Gerakan Literasi Sekolah yang digagas Jawa Pos Radar Madiun kemarin diikuti tak kurang dari 147 pendidik. Kang Woto membagikan kiatnya kepada para guru hingga dirinya mampu menelurkan karya tulisan selama puluhan tahun. Paling utama adalah keberanian. Sebab, setiap hal baru pastilah sulit. Termasuk menulis. ‘’Lambat laun pasti terbiasa,’’ ujarnya.
Lantaran sudah terbiasa, Kang Woto tak sulit menyisihkan waktu 1,5 hingga dua jam per hari untuk menulis. Bahkan ketika sudah menjadi kepala daerah. ‘’Saya merasa hidup jadi tak sia-sia karena sudah merekam seluruh peristiwa dalam bentuk tulisan,’’ tuturnya.
Event kolaborasi Jawa Pos Radar Madiun dan Pemkab Magetan itu bertujuan untuk lebih menggelorakan gerakan literasi sekolah. Sebagai ujung tombak gerakan ini, para pendidik harus menelurkan karya tulisan secara riil. Dengan begitu, siswa tak ragu untuk mencontoh. ‘’Menulis menembus ruang dan waktu,’’ pesan bupati.
Direktur Jawa Pos Radar Madiun Wahyudi Novianto mengapresiasi kegigihan Kang Woto dalam menggelorakan semangat literasi di Magetan. Sebagai media massa terbesar di eks Karesidenan Madiun, Jawa Pos Radar Madiun juga mengemban misi untuk mencerdaskan masyarakat lewat literasi. Sinergi antara media dan pemerintah diperlukan untuk menggapai tujuan tersebut. ‘’Dalam menumbuhkan semangat literasi di sekolah, perlu peran serta guru sebagai suri teladan siswa-siswanya,’’ tuturnya. (tr3/c1/naz/her)
MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Aja mung nyontoni, tapi ora isa nglakoni. Jangan hanya memberi contoh, tapi tidak bisa melakukan. Kalimat itu ditujukan Bupati Magetan Suprawoto kepada ratusan guru TK, SD, dan SMPN yang memenuhi Graha Pusat Literasi kemarin (31/3). Orang nomor satu di Magetan itu ingin gerakan literasi digaungkan secara nyata dengan cara guru menulis. ‘’Jangan ragu untuk mulai menulis,’’ kata Kang Woto, sapaan Suprawoto.
Workshop Gerakan Literasi Sekolah yang digagas Jawa Pos Radar Madiun kemarin diikuti tak kurang dari 147 pendidik. Kang Woto membagikan kiatnya kepada para guru hingga dirinya mampu menelurkan karya tulisan selama puluhan tahun. Paling utama adalah keberanian. Sebab, setiap hal baru pastilah sulit. Termasuk menulis. ‘’Lambat laun pasti terbiasa,’’ ujarnya.
Lantaran sudah terbiasa, Kang Woto tak sulit menyisihkan waktu 1,5 hingga dua jam per hari untuk menulis. Bahkan ketika sudah menjadi kepala daerah. ‘’Saya merasa hidup jadi tak sia-sia karena sudah merekam seluruh peristiwa dalam bentuk tulisan,’’ tuturnya.
Event kolaborasi Jawa Pos Radar Madiun dan Pemkab Magetan itu bertujuan untuk lebih menggelorakan gerakan literasi sekolah. Sebagai ujung tombak gerakan ini, para pendidik harus menelurkan karya tulisan secara riil. Dengan begitu, siswa tak ragu untuk mencontoh. ‘’Menulis menembus ruang dan waktu,’’ pesan bupati.
Direktur Jawa Pos Radar Madiun Wahyudi Novianto mengapresiasi kegigihan Kang Woto dalam menggelorakan semangat literasi di Magetan. Sebagai media massa terbesar di eks Karesidenan Madiun, Jawa Pos Radar Madiun juga mengemban misi untuk mencerdaskan masyarakat lewat literasi. Sinergi antara media dan pemerintah diperlukan untuk menggapai tujuan tersebut. ‘’Dalam menumbuhkan semangat literasi di sekolah, perlu peran serta guru sebagai suri teladan siswa-siswanya,’’ tuturnya. (tr3/c1/naz/her)