29.9 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Bom Waktu Alih Fungsi Hutan di Magetan

MAGETAN, Jawa Pos Radar Magetan – Musibah banjir bandang di Kota Batu harus menjadi pelajaran. Air bah menerjang sawah, ladang, dan permukiman kendati hujan hanya mengguyur selama dua jam. Magetan dan Kota Batu punya persoalan sama: hutan beralih fungsi menjadi lahan produktif untuk pertanian dan perkebunan. ‘’Magetan punya potensi banjir bandang seperti di Batu,’’ kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan Suparman, Senin (8/11).

Tengok saja data luasan hutan lindung dan lahan kritis yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Magetan. Luas hutan lindung di Magetan kini tersisa 3.982 hektare. Di kecamatan seperti Poncol atau Plaosan yang menjadi pusat agrikultura, hutan lindung tersisa 1.504 hektare (Poncol) dan 507 hektare (Plaosan). Sementara, lahan kritis di kabupaten ini sudah 5.560 hektare.

Baca Juga :  Lettu Pnb Allan Safitra Tinggalkan Istri yang Baru Dinikahi 10 Bulan

Secara historis, Magetan lebih dari sekali dilanda banjir hebat. Terbaru pada Maret tahun ini. Air bah sampai membuat dua jembatan ambrol dan memaksa ratusan warga mengungsi. Biangnya hulu yang beralih fungsi secara masif menjadi lahan pertanian dan perkebunan. ‘’Hutan di dataran tinggi seperti Poncol atau Plaosan banyak yang gundul,’’ ungkap Suparman.

Mau tidak mau upaya reboisasi harus digalakkan secara masif. Tegakan di hulu memiliki fungsi vital untuk menyerap air. Warga juga harus menahan hasrat menggunduli lebih banyak hutan hingga mengubahnya menjadi lahan produktif. ‘’Bencana bisa terjadi kapan saja. Ketika hulu sudah tidak mampu menahan air, dampaknya bisa sampai ke kecamatan kota,’’ bebernya. (mg5/c1/naz/her)

MAGETAN, Jawa Pos Radar Magetan – Musibah banjir bandang di Kota Batu harus menjadi pelajaran. Air bah menerjang sawah, ladang, dan permukiman kendati hujan hanya mengguyur selama dua jam. Magetan dan Kota Batu punya persoalan sama: hutan beralih fungsi menjadi lahan produktif untuk pertanian dan perkebunan. ‘’Magetan punya potensi banjir bandang seperti di Batu,’’ kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan Suparman, Senin (8/11).

Tengok saja data luasan hutan lindung dan lahan kritis yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Magetan. Luas hutan lindung di Magetan kini tersisa 3.982 hektare. Di kecamatan seperti Poncol atau Plaosan yang menjadi pusat agrikultura, hutan lindung tersisa 1.504 hektare (Poncol) dan 507 hektare (Plaosan). Sementara, lahan kritis di kabupaten ini sudah 5.560 hektare.

Baca Juga :  Tewas saat Ngamar dengan Istri Siri di Sarangan

Secara historis, Magetan lebih dari sekali dilanda banjir hebat. Terbaru pada Maret tahun ini. Air bah sampai membuat dua jembatan ambrol dan memaksa ratusan warga mengungsi. Biangnya hulu yang beralih fungsi secara masif menjadi lahan pertanian dan perkebunan. ‘’Hutan di dataran tinggi seperti Poncol atau Plaosan banyak yang gundul,’’ ungkap Suparman.

Mau tidak mau upaya reboisasi harus digalakkan secara masif. Tegakan di hulu memiliki fungsi vital untuk menyerap air. Warga juga harus menahan hasrat menggunduli lebih banyak hutan hingga mengubahnya menjadi lahan produktif. ‘’Bencana bisa terjadi kapan saja. Ketika hulu sudah tidak mampu menahan air, dampaknya bisa sampai ke kecamatan kota,’’ bebernya. (mg5/c1/naz/her)

Most Read

Artikel Terbaru