29.9 C
Madiun
Sunday, May 28, 2023

Bongkar Gunung Es HIV/AIDS, Alasan Bupati Magetan Usulkan Raperda Khusus

MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Kasus HIV/AIDS di Magetan dikhawatirkan menjelma sebagai fenomena gunung es. Pasalnya, penyakit ini dianggap tabu oleh sebagian kalangan. Bahkan, masih ada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang enggan berobat. ‘’Ini memantik keprihatinan kami,’’ kata Bupati Magetan Suprawoto, Jumat (23/9).

Kang Woto -sapaan bupati- mengemukakan alasan di balik pengusulan rancangan peraturan daerah (raperda) penanggulangan HIV/AIDS. Dalam kurun dua tahun terakhir, masih ada 47 ODHA yang enggan berobat. Sementara, 12 orang meninggal akibat paparan penyakit mematikan tersebut. ‘’Harus jadi tanggung jawab bersama,’’ ujarnya.

Bupati turut khawatir seandainya kasus HIV/AIDS di daerahnya menjelma sebagai fenomena gunung es. Jangan sampai ada lebih banyak orang yang positif namun belum terdata. ‘’Sosialisasi dan edukasi perlu terus digenjot untuk menekan jumlah kasus,’’ tegas Kang Woto.

Baca Juga :  Parkir Jalan Basuki Rahmat Timur-Kartini Dipindah ke Eks Hotel Semeru

Menurut dia, edukasi perlu dimasifkan kepada pelajar. Karenanya, pihaknya mendorong pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) di sekolah-sekolah untuk lebih aktif memberi edukasi. ‘’Raperda penanggulangan HIV/AIDS akan menjadi payung hukum bagi pemerintah, sekolah, dan semua pihak untuk meningkatkan perannya,’’ pungkas bupati. (hyo/c1/naz)

MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Kasus HIV/AIDS di Magetan dikhawatirkan menjelma sebagai fenomena gunung es. Pasalnya, penyakit ini dianggap tabu oleh sebagian kalangan. Bahkan, masih ada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang enggan berobat. ‘’Ini memantik keprihatinan kami,’’ kata Bupati Magetan Suprawoto, Jumat (23/9).

Kang Woto -sapaan bupati- mengemukakan alasan di balik pengusulan rancangan peraturan daerah (raperda) penanggulangan HIV/AIDS. Dalam kurun dua tahun terakhir, masih ada 47 ODHA yang enggan berobat. Sementara, 12 orang meninggal akibat paparan penyakit mematikan tersebut. ‘’Harus jadi tanggung jawab bersama,’’ ujarnya.

Bupati turut khawatir seandainya kasus HIV/AIDS di daerahnya menjelma sebagai fenomena gunung es. Jangan sampai ada lebih banyak orang yang positif namun belum terdata. ‘’Sosialisasi dan edukasi perlu terus digenjot untuk menekan jumlah kasus,’’ tegas Kang Woto.

Baca Juga :  44 Ribu Keping Kartu Tani Lamban Tersalur

Menurut dia, edukasi perlu dimasifkan kepada pelajar. Karenanya, pihaknya mendorong pusat informasi dan konseling remaja (PIK-R) di sekolah-sekolah untuk lebih aktif memberi edukasi. ‘’Raperda penanggulangan HIV/AIDS akan menjadi payung hukum bagi pemerintah, sekolah, dan semua pihak untuk meningkatkan perannya,’’ pungkas bupati. (hyo/c1/naz)

Most Read

Artikel Terbaru