MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Usaha kerajinan kulit kelinci di Magetan bak maju perang kurang peluru. Para pelaku usaha yang tergabung dalam Perkumpulan Petani dan Peternak Kelinci (PPPK) Andal Sejahtera Abadi (ASA) sambat. Sebab, orderan melimpah berbanding terbalik dengan kemampuan produksi. ‘’Terkendala biaya produksi dan bahan,’’ kata Ketua PPPK ASA Suryo Bagyo kemarin (25/3).
Suryo mengungkapkan, pihaknya gagal memenuhi pesanan dari Malaysia menjelang Ramadan tahun ini. Itu karena PPPK ASA minim stok bahan setengah jadi yang terkendala perihal penyamakan. Yakni, biaya diklaim kelewat mahal lantaran perlu dua kali proses. Pun, tidak ada di Magetan. Pelaku usaha harus mengirim bahan baku berupa kulit kelinci ke Jogja. ‘’Pesanan dua ribu peci dari Malaysia gagal kami penuhi,’’ ujarnya.
Hasil kerajinan kulit kelinci beragam. Mulai sajadah, peci, rompi, syal, sampai gantungan kunci. Mayoritas diminati calon pembeli dari luar daerah maupun luar negeri. Per produk handmade itu dibanderol hingga ratusan ribu rupiah. “Kesulitan bukan soal pemasaran. Seandainya di Magetan ada mesin penyamaknya, biaya operasional tidak akan terlalu banyak,’’ ungkap Suryo. (mg1/den)