MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Pengairan ratusan hektare lahan pertanian terancam menyusul robeknya karet Bendungan Bringin. Kendati pemkab setempat sudah melakukan penambalan, wakil rakyat khawatir fungsi bendungan kurang optimal. Mereka mendorong pusat segera mengambil tindakan. ‘’Kalau hanya ditambal, pasti cepat bocor lagi,’’ kata Ketua Komisi D DPRD Magetan Suyono Wiling, Selasa (29/3).
Bendungan di Desa Tulung, Kecamatan Kawedanan, itu mengairi 835 hektare lahan pertanian di 15 desa. Sementara, ada dua lubang di karet bendungan. Jika sekadar ditambal, daya rekat lem hanya mampu bertahan hitungan hari. ‘’Kalau bolong lagi harus ditambal lagi, ini tentu kurang maksimal,’’ sebutnya.
Sementara, biaya perbaikan total bendungan cukup fantastis. Butuh Rp 10 miliar untuk mengganti karet bendungan dengan yang baru. Jika dinding penahan air diganti dengan beton, maka perkiraan biayanya Rp 5 miliar. Anggaran yang dibutuhkan sama-sama jumbo. ‘’Terlepas opsi mana yang akan diambil, kami berharap BBWS Bengawan Solo segera memperbaiki secara permanen,’’ tegasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Magetan Muhtar Wakid sudah mempersiapkan skema terburuk andai BBWS tak segera memperbaiki secara permanen. Yakni, menggunakan sand bag alias karung pasir guna meningkatkan ketahanan dinding karet yang sekadar dilem itu. ‘’Mendekati kemarau, kecukupan pasokan air sangat penting bagi petani,’’ tuturnya. (tr3/c1/naz/her)