MAGETAN, Jawa Pos Radar Magetan – Tsunami pensiun di kalangan pendidik tak terbendung. Setiap tahunnya ada 500 hingga 600 guru yang memasuki masa purnatugas. Jika terus dibiarkan, Magetan terancam menghadapi krisis guru PNS. ‘’Karena jumlah guru baru yang direkrut tidak seimbang dengan yang pensiun,’’ kata Ketua Komisi A DPRD Magetan Suwarno, Senin (29/11).
Masalah ini sudah lama menjadi perhatian wakil rakyat. Pasalnya, gelombang tsunami pensiun itu sudah dimulai sejak 2019 lalu. Hingga kini pun masih terus berlanjut. Bahkan diprediksi pada 2024 jumlah guru yang pensiun mencapai seribu. ‘’Kami sebagai wakil rakyat prihatin, sekaligus ingin terus mengawal masalah ini,’’ ujarnya.
Senin lalu (15/11) komisi A sudah mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan badan kepegawaian daerah (BKD). Di forum yang membahas rekrutmen calon aparatur sipil negara (CASN) itu, komisi A mendorong BKD lebih ngotot mengusulkan formasi untuk pendidik.
Terlebih, Pemkab Magetan kini mengusung jargon SMART (sehat, maju, agamis, ramah, dan terampil). Kata smart, menurut Suwarno, jika diterjemahkan berarti pintar. Mustahil siswa menjadi pintar tanpa ada guru yang mendidik mereka. ‘’Harus berani usul jumlah formasi khusus guru agar diperbanyak di setiap rekrutmen,’’ tutur politisi Partai Golkar itu.
DPRD tak membiarkan eksekutif bekerja sendirian. Mereka juga akan melancarkan lobi langsung ke pemerintah pusat. Komisi A telah mengagendakan jadwal kunjungan kerja ke Jakarta untuk berkoordinasi langsung dengan Kementerian PAN-RB. ‘’Kami akan ikut membantu mengusulkan kepada pemerintah pusat supaya Magetan mendapat lebih banyak jatah formasi guru,’’ ucapnya. (mg5/c1/naz/her)