22.3 C
Madiun
Sunday, June 11, 2023

Targetkan Sensus 133 Ribu Keluarga Tani

MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Memang beda jika bekerja berbasis data. Manfaat dan sasaran yang didapat pasti lebih terasa. Badan Pusat Statistik (BPS) Magetan tengah mencari 703 orang untuk dijadikan petugas sensus pertanian.

Ketua Tim Sensus Pertanian BPS Magetan Widhi Sunartomo mengatakan sensus pertanian bakal digelar mulai 1 Juni hingga 31 Juli 2023 mendatang. Sebanyak 703 petugas yang direkrut nanti bakal menyensus 133 ribu keluarga tani. ‘’Saat ini masih proses rekrutmen, pengumuman finalnya 31 Maret,’’ katanya, kemarin (27/3).

Total pendaftar awal sebanyak 985 orang. Setelah seleksi administrasi tahap pertama, 941 orang dinyatakan lolos. Sisa peserta yang tidak lolos dikarenakan tidak memenuhi persyaratan administrasi yakni harus lulusan SMA atau sederajat. Tes seleksi tahap kedua telah dilakukan secara online melalui aplikasi e- learning dari BPS pusat. ‘’Total 703 petugas yang diperlukan itu dibagi menjadi 602 sebagai petugas pendataan lapangan (PPL) dan 101 sebagai petugas pemeriksaan lapangan (PML). Adapun untuk jumlah koordinator sensus kecamatan (Koleka) sebanyak 18 yang terdiri dari ASN BPS,’’ bebernya.

Baca Juga :  SMPN 1 Magetan dan SMPN 1 Kawedanan Tambah Kuota Jalur Prestasi

Nantinya, PPL mendata seluruh usaha pertanian di Magetan. Meliputi beberapa sub sektor mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan hingga jasa pertanian. Setiap PML mengawasi sekitar lima–enam PPL agar petugas bekerja sesuai ketentuan, sedangkan PML akan diawasi Koleka terkait bagaimana kinerjanya.

Sensus dilakukan dengan dua cara yakni door to door untuk blok konsentrasi di pedesaan dan dengan snowball atau pencacahan untuk blok non konsentrasi di perkotaan. ‘’Blok konsentrasi merupakan daerah yang banyak petaninya, sedangkan non konsentrasi yang sedikit petaninya,’’ ujarnya.

Sensus hanya mendata seputar pertanian. Sedangkan pendataan mendetail akan dilakukan pada sensus lanjutan tahun depan dengan sampel pada beberapa petani. ‘’Petani tidak perlu mempersiapkan apa pun saat didatangi petugas. Cukup memberikan keterbukaan informasi terkait kegiatan pertanian yang dilakukan,’’ ungkapnya.

Pembekalan petugas pertanian dimulai sekitar Mei. Upah petugas PPL sebesar Rp 3,5 juta dan upah PML sebesar Rp 3,8 juta. ‘’Mereka diberi upah per bulan selama dua bulan saja. Saat melakukan penyensusan dibekali identitas diri,’’ pungkasnya. (mg1/fin)

MAGETAN, Jawa Pos Radar Madiun – Memang beda jika bekerja berbasis data. Manfaat dan sasaran yang didapat pasti lebih terasa. Badan Pusat Statistik (BPS) Magetan tengah mencari 703 orang untuk dijadikan petugas sensus pertanian.

Ketua Tim Sensus Pertanian BPS Magetan Widhi Sunartomo mengatakan sensus pertanian bakal digelar mulai 1 Juni hingga 31 Juli 2023 mendatang. Sebanyak 703 petugas yang direkrut nanti bakal menyensus 133 ribu keluarga tani. ‘’Saat ini masih proses rekrutmen, pengumuman finalnya 31 Maret,’’ katanya, kemarin (27/3).

Total pendaftar awal sebanyak 985 orang. Setelah seleksi administrasi tahap pertama, 941 orang dinyatakan lolos. Sisa peserta yang tidak lolos dikarenakan tidak memenuhi persyaratan administrasi yakni harus lulusan SMA atau sederajat. Tes seleksi tahap kedua telah dilakukan secara online melalui aplikasi e- learning dari BPS pusat. ‘’Total 703 petugas yang diperlukan itu dibagi menjadi 602 sebagai petugas pendataan lapangan (PPL) dan 101 sebagai petugas pemeriksaan lapangan (PML). Adapun untuk jumlah koordinator sensus kecamatan (Koleka) sebanyak 18 yang terdiri dari ASN BPS,’’ bebernya.

Baca Juga :  13 Kasus Curat Masih Jadi PR Polres Magetan

Nantinya, PPL mendata seluruh usaha pertanian di Magetan. Meliputi beberapa sub sektor mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan hingga jasa pertanian. Setiap PML mengawasi sekitar lima–enam PPL agar petugas bekerja sesuai ketentuan, sedangkan PML akan diawasi Koleka terkait bagaimana kinerjanya.

Sensus dilakukan dengan dua cara yakni door to door untuk blok konsentrasi di pedesaan dan dengan snowball atau pencacahan untuk blok non konsentrasi di perkotaan. ‘’Blok konsentrasi merupakan daerah yang banyak petaninya, sedangkan non konsentrasi yang sedikit petaninya,’’ ujarnya.

Sensus hanya mendata seputar pertanian. Sedangkan pendataan mendetail akan dilakukan pada sensus lanjutan tahun depan dengan sampel pada beberapa petani. ‘’Petani tidak perlu mempersiapkan apa pun saat didatangi petugas. Cukup memberikan keterbukaan informasi terkait kegiatan pertanian yang dilakukan,’’ ungkapnya.

Pembekalan petugas pertanian dimulai sekitar Mei. Upah petugas PPL sebesar Rp 3,5 juta dan upah PML sebesar Rp 3,8 juta. ‘’Mereka diberi upah per bulan selama dua bulan saja. Saat melakukan penyensusan dibekali identitas diri,’’ pungkasnya. (mg1/fin)

Terpopuler

Artikel Terbaru