MEJAYAN, Jawa Pos Radar Caruban – Temuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Madiun jumlahnya memang turun selama kurun dua tahun terakhir. Hanya saja, pihak Pengelola Program dan Keuangan KPAD Kabupaten Madiun Lenny Dwi Ambarsari mengungkapkan penurunan itu berkaitan dengan visitasi yang kurang maksimal oleh pihaknya. ‘’Kemungkinan masih ada yang belum terdata. Karena estimasi nasional untuk Kabupaten Madiun tahun ini adalah 1.541 kasus. Selama pandemi ini mobilitas kami terbatas,’’ ujarnya, kemarin (1/12).
Lenny menambahkan, banyak kasus HIV/AIDS tak terdata dua tahun terakhir. Alasannya, intensitas koordinasi dengan rumah sakit berkurang selama pandemi Covid-19. Dia menyebut, pagebluk korona tidak menghentikan praktik seks bebas. ‘’Di wilayah selatan, karena tempat hiburan tutup, mereka (PSK, Red) mangkal di warung-warung,’’ duganya.
ODHA di Kabupaten Madiun tersebar di seluruh kecamatan. Data KPAD setempat, selama dua dekade ini Kecamatan Jiwan tertinggi dengan 130 kasus. Disusul Kecamatan Saradan dengan 104 kasus. Sedangkan 13 kecamatan lain antara 29 sampai 90 kasus. ‘’Kasus HIV/AIDS didominasi kalangan umur produktif. Usia 31-45 tahun 428 kasus atau 44,7 persen dari keseluruhan kasus,’’ paparnya.
Pendataan ODHA di Kabupaten Madiun kali pertama dilakukan 2002. Merujuk data, total 467 kasus kurun 2017-2021 atau selama lima tahun terakhir. Jumlah itu selisih sedikit dibanding total kasus selama 15 tahun sebelumnya atau rentang 2002-2016 dengan 490 kasus. ‘’Program terkait HIV/AIDS, termasuk memutus mata rantai penularan, terus dilakukan. Pun, kerja sama dengan sejumlah dinas sesuai tusi (tugas dan fungsi, Red) masing-masing,’’ pungkasnya. (den/c1/sat/her)