MEJAYAN, Jawa Pos Radar Madiun – Serangan DBD Kabupaten Madiun membuat kalangan legislatif setempat geregetan. Ratusan warga terjangkit sebulan terakhir tak boleh dianggap remeh. Perlu tindakan khusus dan nyata untuk mengatasinya. ‘’Jangan sampai warga yang kena DBD terus bertambah,’’ kata Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Madiun Wahyu Widayat, Jumat (4/2).
Keberadaan puluhan puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan pun disorot. Wahyu mengatakan, dinas terkait mestinya sudah menggerakkan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) tersebut. Mengingat, lonjakan kasus DBD sudah terjadi sejak akhir 2021 lalu. Pun, terprediksi puncak persebaran di musim penghujan ini. ‘’DBD itu sifatnya lingkungan warga, jadi harus ada gerakan yang betul-betul ke bawah,’’ ujarnya.
Dua RSUD di Kabupaten Madiun mencatat sebaran pasien DBD merata di seluruh kecamatan. Kendati ada kecenderungan pola penularan di satu lingkungan. Untuk itu, lanjut Wahyu, antisipasi yang langsung menyentuh masyarakat wajib dilakukan. Mengingat musim penghujan masih berlangsung. Sehingga, potensi penularan masih ada. ‘’Harus ada upaya konkret agar tidak meluas, puskesmas-puskesmas bisa digerakkan,’’ desak Wahyu.
Ratusan warga terjangkit dan satu meninggal jadi catatan komisi B. Lebih-lebih, grafik tersebut muncul selama sebulan terakhir. Wahyu menilai, jumlah itu tidak sedikit. Pihaknya mendesak dinas terkait ambil tindakan khusus. ‘‘Setidaknya ada kajian detail terkait situasi dan indikator kesehatan, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah efektif sesuai kondisi daerah,’’ ungkapnya.
Upaya eksekutif amat krusial. Kendati demikian, Wahyu menekankan bahwa masyarakat juga harus peduli. Baik secara pribadi maupun lingkungan. ‘’Masyarakat diharapkan paham, bergotong royong dan bersih-bersih tempat yang berpotensi jadi sarang nyamuk secara serentak,’’ tuturnya. (den/c1/sat/her)