MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Jelang Ramadan ketersediaan bahan pokok (bapok) menjadi perhatian banyak pihak. Tidak hanya produsen dan konsumen, tapi juga Pemkab Madiun. ‘’Kami monitoring di salah satu distributor pangan,’’ kata Kabid Ketersediaan Pangan dan Distribusi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Madiun Cahyo Sukmono kemarin (8/3).
Menurut dia, ketersediaan bapok di kabupaten ini, utamanya pangan dipastikan aman hingga hari besar keagamaan nasional (HBKN) nanti. Bapok yang dimonitor antara lain minyak goreng (migor) kemasan premium dan beras medium.
Pun, Cahyo mengklaim stok pangan di Kabupaten Madiun cukup terkendali. Utamanya komoditas pertanian dan perkebunan yang lebih besar dibanding pangan pabrikan. ‘’Prioritas kami adalah pangan pabrikan, yang tidak bisa dibuat sendiri oleh masyarakat. Seperti minyak goreng dan gula pasir,’’ ujarnya.
Sementara Kabid Perdagangan Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkop-UM) Kabupaten Madiun Toni Eko Prasetyo menambahkan, migor premium di salah satu distributor pangan tersebut akan dijadikan alternatif  migor bersubsidi MinyaKita yang hingga kini masih macet distribusinya.
Pihaknya telah menyiapkan 1.000 karton migor premium tersebut sebagai cadangan untuk membantu memenuhi kebutuhan masyarakat pada Ramadan nanti. ‘’Sebenarnya, minggu ini akan kami distribusikan 2.000 karton MinyaKita. Namun belum terlaksana karena barang dari produsen belum datang,’’ sebut Toni.
Untuk harga, migor premium di kisaran Rp 15.500 hingga Rp 16.000 per liter. Sedangkan harga beras berangsur turun menjadi Rp 10.500 per kilogram. Sementara MinyaKita akan dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter. Saat ini MinyaKita di pasaran sekitar Rp 16 ribu per liter. ‘’Nanti distribusinya setiap pembelian dibatasi dua liter. Kalau migor premium bebas,’’ pungkasnya. (mg3/sat)