MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Peternak sapi di Kabupaten Madiun kembali mendapat ujian. Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) terkendali, kini mereka giliran dihantui lumpy skin disease (LSD). Ada belasan ternak di dua kecamatan yang positif penyakit cacat pada kulit itu.
Dinas ketahanan pangan dan peternakan (DKPP) setempat mencatat, sedikitnya 15 sapi di Kecamatan Kebonsari dan Jiwan ditemukan terjangkit LSD. ‘’Awalnya ditemukan benjol-benjol. Lalu, ada luka lepuh hampir di sekujur tubuh sapi. Semacam ada cacat di tubuhnya,’’ kata Kabid Peternakan DKPP Kabupaten Madiun Bagus Sri Yulianta kemarin (16/3).
Kendati demikian, para peternak boleh sedikit bernapas lega. Pasalnya, LSD tidak sampai mengakibatkan kematian pada hewan. Hanya, kulit tubuh ternak akan cacat. ‘’Karena kulitnya catat, biasanya harga jualnya akan turun dan tentu merugikan peternak,’’ tuturnya.
Bagus memastikan, pihaknya telah melakukan upaya pengendalian agar LSD tidak meluas ke wilayah lain. Yakni, disinfeksi kandang dan lingkungan sekitar hewan ternak yang positif terjangkit. Kemudian, pemberian obat jika mendapati sapi mengalami gejala LSD. ‘’Vaksin sejauh ini belum ada. Masih dalam tahap pengajuan oleh pemprov ke pusat,’’ imbuhnya.
Dia menyebutkan, LSD bisa muncul akibat kondisi kandang ternak yang kurang bersih. Selain itu, akibat kontak langsung dengan hewan yang sudah terpapar. ‘’Akan terus kami awasi agar tidak menyebar. Apalagi, kami juga memberikan vaksin booster PMK mengantisipasi lonjakan kasus gelombang kedua,’’ pungkas Bagus. (mg3/isd)