MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Kendati belum terdeteksi akibat trouble-nya aplikasi, investasi di Kabupaten Madiun perlu digenjot lagi. Rujukannya, angka pengangguran. Sebab, ketersediaan lapangan kerja seiring masuknya investor masih minim. ‘’(Investor) yang ada saat ini belum bisa untuk percepatan penanganan pengangguran,’’ kata Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Madiun Heru Kuncoro, Kamis (18/8).
Catatan disnaker, 18 ribu jiwa penduduk Kabupaten Madiun berkategori pengangguran pada 2021. Padahal, investasi berkaitan erat dengan penanganan pengangguran. Ketersediaan lapangan kerja berbanding lurus dengan investasi masuk. ‘’Penanganan pengangguran perlu investasi besar, lapangan kerja di perusahaan saat ini tidak cukup,’’ ujarnya.
Heru menambahkan, sepanjang tahun ini belum ada investasi yang mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah besar. Yang ada, lapangan kerja tambal sulam. Kebutuhannya berkisar 50 sampai 100 tenaga kerja. Baik di perusahaan lama maupun baru. ‘’Tahun ini, lapangan kerja yang bersifat padat karya belum ada,’’ ungkapnya.
Sektor ekonomi, beber Heru, merupakan faktor penting dalam penanganan pengangguran. Namun, ketidakselarasan antara skill tenaga kerja dengan kebutuhan pasar menjadi kendala lainnya. ‘’Kami berupaya menyiapkan tenaga kerja melalui pelatihan, kerja sama dengan perusahaan, serta penyebarluasan informasi lapangan kerja,’’ terangnya.
Lapangan kerja yang tersedia di kabupaten ini juga berpengaruh pada minat masyarakat. Sebab, keterampilan yang tidak sesuai dengan lapangan kerja menjadikan masyarakat cenderung memilih bekerja ke luar daerah maupun luar negeri. ‘’Sangat dibutuhkan banyak lapangan pekerjaan. Itu bisa diwujudkan lewat investasi besar,’’ jelasnya sembari menambahkan juga terus bekerja sama dengan luar daerah. (den/c1/sat)