MADIUN, Jawa Pos Radar Madiun – Pemkab Madiun coba memberantas penyakit masyarakat (pekat), khusunya paraktik prostitusi di wilayahnya. Sebab, dampak dari aktivitas tersebut menjadi penyumbang terbesar kasus HIV/AIDS di kabupaten ini.
Tak heran, jika puluhan warung di kawasan Pasar Muneng, Pilangkenceng, yang diduga jadi tempat praktik esek-esek pun dimusnahkan. ‘’Dulu di Pasar Muneng memang ada lokalisasi (wanita pekerja seks/WPS) yang sudah kami tutup, tapi jika ada bibit-bibit seperti itu lagi, kami perketat razia,’’ kata Bupati Madiun Ahmad Dawami kemarin (18/3).
Kaji Mbing, sapaan bupati, menyampaikan salah satu upaya menangani pekat itu dengan rutin melakukan memantau Pasar Muneng. Selain itu, terpenting untuk menjadi perhatian masyarakat adalah tes kesehatan, terutama skrining penyakit HIV. ‘’WPS yang diamankan itu, semua dites kesehatannya dan ditemukan ada yang terjangkit HIV/AIDS, jadi harus berhati-hati,’’ ungkapnya.
Ketika sudah ada yang terjangkit HIV, lanjut Kaji Mbing, penanganan utama harus cepat-cepat dilakukan pemutusan. Pihaknya, saat ini masih terus mendalami dan melakukan tracking agar bagi yang positif segera dilakukan tindakan pengobatan dan mencegah menyebarkan ke orang lain.
‘’WPS yang diamankan kemarin, hampir semua dari luar Kabupaten Madiun. Dari Madiun cuma satu orang. Pasti akan ditindaklanjuti dinas terkait supaya bisa bekerja dengan normal,’’ tuturnya.
Wakil Bupati (Wabup) Madiun Hari Wuryanto yang juga ketua penanggulangan HIV/AIDS setempat, menambahkan bahwa penanganan tidak bisa berjalan jika hanya dari pemerintah. Masyarakat, menurut dia, juga harus terbuka.
Kika ada yang terkena segera melapor untuk ditangani Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Madiun. Baik pencegahan maupun pengobatannya. ‘’Berharap ada keterbukaan dari penderita agar bisa diatasi dan mempersempit ruang geraknya,’’ ujarnya.
Hariwur, sapaan Wabup, menyebutkan bahwa setiap bulan tim KPAD menemukan kasus HIV/AIDS baru. Menurut dia, selain pemerintah harus bergerak cepat jika ada masyarakat yang melapor, penutupan lokalisasi beberapa tahun lalu itu akan sia-sia jika masyarakat tidak ikut berperan membasminya. Terlebih ada target pada 2030 harus zero kasus HIV/AIDS di daerah. ‘’Tanpa bantuan dan dukungan masyarakat juga kesulitan. Jadi semua pihak harus bekerja sama menanggulangi HIV/AIDS,’’ pungkasnya. (mg3/sat)