MEJAYAN, Jawa Pos Radar Madiun – Pandemi Covid-19 berdampak nyata pada program pembangunan fisik di Kabupaten Madiun. Salah satunya, revitalisasi pasar tradisional. ‘’Anggarannya lebih kecil dibandingkan dulu, sekitar seperempat saja. Karena untuk penanganan Covid-19,’’ kata Kabid Pengelolaan Pasar Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disperdakop-UM) Kabupaten Madiun Raswiyanto, Jumat (21/10).
Akibatnya, tidak semua dari 20 pasar tradisional yang butuh revitalisasi tertangani. Sehingga, skala prioritas dan urgensi jadi pertimbangan utama. Tak heran jika hanya empat pasar yang tersentuh revitalisasi. ‘’Harapannya, dengan adanya fasilitas yang menunjang, kunjungan ke pasar lebih tinggi,’’ ujarnya.
Menurut Raswiyanto, sepanjang tahun ada empat pasar yang diperbaiki dengan anggaran Rp 330 juta dari APBD. Yakni, Pasar Dungus, Pagotan, Nglames, dan Babadan. Anggaran paling besar diserap Pasar Dungus, Rp 150 juta. ‘’Dibangun los yang bisa menampung 50 pedagang,’’ sebutnya. (tr1/c1/sat/her)