MEJAYAN, Jawa Pos Radar Madiun – Momen Natal dan tahun baru (Nataru) menjadi atensi. Peningkatan mobilitas masyarakat berpotensi menimbulkan gangguan kamtibmas dan pelanggaran protokol kesehatan. Personel gabungan Polri-TNI dan unsur pemerintahan terjun melakukan pengamanan.
Mulai hari ini (24/12) ratusan personel gabungan bakal melaksanakan Operasi Lilin Semeru (OLS) hingga sepuluh hari ke depan. Fokus utama pengamanan di tempat-tempat peribadatan dan destinasi wisata. Tak hanya mengantisipasi ancaman terorisme dan radikalisme, kegiatan masyarakat yang menimbulkan kerumunan bakal dibatasi. ‘’Jangan sampai Nataru menimbulkan klaster baru,’’ kata Bupati Ahmad Dawami.
Kaji Mbing, sapaan bupati, menyebut bahwa hasil mapping potensi ancaman selama Nataru cukup banyak. Mulai penyalahgunaan narkoba, pesta miras, perusakan fasilitas umum, kriminalitas, kecelakaan, hingga ancaman bencana alam. Potensi tersebut coba diantisipasi sejak dini. ‘’Sehingga masyarakat dapat merayakan Nataru dengan aman dan nyaman,’’ tuturnya.
Dia meminta petugas bertindak tegas terhadap sesuatu yang mengganggu kondusivitas masyarakat Kabupaten Madiun. Kendati mengedepankan preventif dan humanis, pihaknya berharap petugas tetap tegas menegakkan hukum secara profesional dan proporsional. ‘’Mengantisipasi segala bentuk ancaman,’’ pintanya.
Kapolres Madiun AKBP Jury Leonard Siahaan bakal menerjunkan 400 anggota dalam OLS. Jumlah tersebut dapat bertambah mempertimbangkan situasi dan kondisi di lapangan. Sebagian anggota dicadangkan dan stand by di markas komando (mako). ‘’Jika situasi membutuhkan tambahan, anggota di mako kami gerakkan,’’ ujarnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengurus tempat ibadah dan wisata jauh-jauh hari sebelumnya. Khusus destinasi wisata, pihaknya minta seluruh pengelola wajib menerapkan aplikasi PeduliLindungi bagi pengunjung. ‘’Kalau ada pengunjung belum vaksin, segera laporkan pada polsek, koramil, dan kecamatan. Akan dilakukan vaksinasi di lokasi,’’ pungkasnya. (mg4/c1/sat/her)