BALEREJO, Jawa Pos Radar Caruban – Sembilan jam diguyur hujan, lima jembatan di wilayah Kecamatan Belerejo dipenuhi bambrongan (rumpun bambu). Sampah rumah tangga, mulai botol hingga kasur, juga nyumpel di bawah jembatan. ‘’Paling banyak bambrongan,’’ kata Nanang Wahyudi, relawan Tagana (Taruna Siaga Bencana) Kabupaten Madiun, Kamis (25/11)
Berdasarkan laporan yang diterima, lanjut Nanang, lima jembatan itu di Dusun Mlaten, Sogo, pintu air 12, Dungjati, dan Warurejo. Paling parah di Dungjati dan Warurejo hingga air sungai meluap ke permukiman warga. ‘’Aliran sungai tersumbat bambrongan yang nyangkut di bawah jembatan,’’ ujarnya.
Menurut Nanang, bambrongan di bibir sungai roboh dan hanyut karena derasnya arus. Penyumbatan terjadi di Jembatan Pojok, Sungai Jeroan, Sogo. Rumpun bambu menyumbat seperempat badan sungai. ‘’Setelah mendapatkan laporan, tim kami (Tagana Red), KSB (Kampung Siaga Bencana), dan warga setempat langsung bertindak,’’ ungkapnya.
Lantaran tak ada alat berat seperti ekskavator, evakuasi bambrongan dilakukan secara manual. Pun, harus turun ke sungai yang berarus deras. ‘’Kami tidak berani melanggar SOP, karena dapat mengancam keselamatan. Jadi, hanya bagian yang dapat digapai, kami pangkas sedikit-sedikit,’’ ujarnya sembari menyebut melibatkan 10 personel Tagana dan KSB.
Sedangkan, sisa bambrongan yang masih nyangkut butuh alat berat. Sebab, butuh waktu seminggu untuk membersihkan bambrongan secara manual. Sedangkan jika menggunakan alat berat bisa lebih cepat. ‘’Tapi, datangnya alat kapan, kami tidak tahu,’’ tuturnya.
Karena itu, Nanang masih waswas dengan masih tersisanya bambrongan tersebut. Sebab, jika aliran sungai semakin deras dapat menyebabkan jembatan penghubung Dusun Pojok dan Desa Sogo itu putus. ‘’Jika itu (jembatan putus, Red) terjadi, warga harus memutar sekitar dua kilometer ke Jembatan Nganting masuk wilayah Ngawi,’’ ungkapnya. (tr1/c1/sat/her)