NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Pemindahan koleksi arsip daerah dari Perpustakaan Daerah (Perpusda) Ngawi ke depo arsip belum diikuti dengan pengelolan memadai. Ribuan dokumen penting dan bersejarah dibiarkan begitu saja.
Padahal, membutuhkan perawatan khusus. ‘’Karena depo arsip memang belum sepenuhnya beroperasi,’’ kata Neri Ima Firmanty, arsiparis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Ngawi, kemarin (31/3).
Neri mengatakan, pembangunan depo arsip tahun lalu sebatas bangunan fisik. Dana Rp 1,98 miliar yang dikeluarkan belum termasuk penyediaan prasarana pendukung pengelolaan arsip. Antara lain, rak, peralatan fumigasi, pendeteksi asap, pengatur kelembaban, dan command center. ‘’Kebutuhan tersebut kemungkinan dianggarkan di perubahan APBD 2023,’’ ujarnya.
Menurut dia, anggaran pengadaan fasilitas pengelolaan arsip di rentang Rp 300 juta sampai Rp 500 juta. Duit hampir setengah miliar rupiah itu juga untuk membuat dua ruangan tambahan. ‘’Yakni, ruang arsip sejarah dan budaya serta ruang pameran,’’ ungkapnya.
Neri menerangkan, depo arsip khusus menyimpan arsip statis berusia lebih dari 10 tahun milik seluruh perangkat daerah. Sedangkan ruang arsip sejarah-budaya untuk mengamankan arsip sejarah kabupaten ini dari berbagai masa. (sae/cor)