NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Jangan kaget jika suatu saat sulit membeli gorengan di. Sebab, harga minyak goreng kemasan di sejumlah pasar melambung tinggi. ‘’Saat ini Rp 20 ribu per liter dari normalnya Rp 12 ribu sampai Rp 14 ribu,’’ kata Nardi, salah seorang pedagang sembako di Pasar Watualang.
Nardi menyebut, kenaikan harga berdampak pada daya beli masyarakat. Khususnya pedagang gorengan yang menjadi pelanggannya. Ketimbang harus menebus minyak goreng yang kelewat mahal, mereka pilih tidak berjualan. ‘’Karena tentu merugi kalau harga gorengannya tidak dinaikkan,’’ ujarnya, Minggu (9/1).
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Ngawi Yusuf Rosyadi mengamini mahalnya harga minyak goreng. Hasil berkoordinasi dengan Bulog, stok komoditas itu di gudang memang kosong. Stoknya di distributor juga tidak melimpah. ‘’Artinya, tidak ada penimbunan. Kami minta sisa stok untuk segera dikeluarkan agar harga minyak goreng di pasaran terkontrol,’’ ucapnya.
Yusuf menantikan realisasi wacana subsidi minyak goreng Rp 3,6 miliar dari pemerintah pusat. Subsidi untuk mengembalikan harga di pasaran menjadi Rp 14 ribu per liter. ‘’Kami akan memantau subsidi itu agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat,’’ pungkasnya. (sae/c1/cor/her)