NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Keputusan santri 17 tahun ini turun dari bak truk bernopol K 1406 MN yang ditumpanginya berujung petaka kemarin (16/1). Muhammad Anik, remaja asal Desa Bangunrejo, Pamotan, Rembang, Jawa Tengah, itu tewas setelah jatuh dengan posisi kepala di bawah.
Peristiwa nahas di Jalan Ir Soekarno masuk Desa Tawun, Kasreman, itu bukan kecelakaan biasa. Anik turun lantaran ingin kabur dari Alwi Sihab Berlian, 21, dan WZN, 15. Keduanya anak jalanan (anjal) yang turut menumpang di truk yang disopiri Muhammad Subkhan itu. ‘’Sebelumnya sempat mengancam tidak boleh turun,’’ kata Muhammad Falahuddin, 18, satu dari dua teman Anik lainnya yang ikut menumpang truk.
Kronologis bermula ketika Anik, Falahuddin, dan Abdul Salam Ahmad, 18, dalam perjalanan balik ke pondok pesantren (ponpes)-nya di Bojonegoro. Setelah main ke salah satu ponpes di Kota Kediri. Ketika berada di perempatan Jalan Supriyadi, ketiga kawan asal Rembang itu menumpang truk yang penuh muatan genting.
Sesampainya di pertigaan Jalan Ir Soekarno, Alwi dan WZN yang belakangan diketahui asal Sidoarjo naik truk dari sisi kanan. Lalu, keduanya disebut hendak merampas tas milik Abdul dengan diikuti kata-kata kasar. Kelima orang di bak truk itu lantas terlibat adu mulut.
Gangguan itu membuat Abdul dan Anik memutuskan turun dari truk yang sedang melaju. ‘’Saat mau turun, kedua anak itu (anjal, Red) berusaha menarik tas Abdul dan tubuh Anik ke atas lagi. Tapi, keduanya jatuh,’’ ungkap Falahuddin sembari menyebut Abdul hanya mengalami luka ringan, sedangkan Anik tewas di lokasi kejadian.
Sementara, Subkhan mengaku hanya memberi tumpangan pada tiga santri. Dia baru menyadari ada dua anak jalanan menumpang dari kaca spion. Keduanya turun dan lantas lari. ‘’Ketika tahu ada santri yang jatuh, saya berhenti dan mengejar dua anak itu,’’ ucapnya. (sae/c1/cor/her)