23.7 C
Madiun
Monday, June 5, 2023

Hasil Panen Dibeli Pedagang Luar Daerah, Pasokan Beras di Ngawi Mulai Langka

NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Tingginya produksi beras di Ngawi tidak menjamin harganya terjangkau. Sebaliknya, banderol komoditas pertanian itu di Pasar Besar Ngawi (PBN) merangkak naik. ‘’Naik seminggu terakhir,’’ kata Maidi, salah satu pedagang PBN, Senin (16/1).

Maidi mengungkapkan, harga beras premium naik Rp 2 ribu per kilogram. Bila sebelumnya Rp 10 ribu, kini menjadi Rp 12 ribu. Sedangkan beras super dari Rp 12 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram. Informasinya, harga naik karena pasokan berasnya berkurang. ‘’Kurang tahu karena apa. Saya mengikuti harga beras di agen besar dan grosir yang naik,’’ ujarnya.

Kasi Produksi Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi Hasan Zunairi mengatakan, produksi padi sejatinya surplus. Jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten ini. ‘’Namun proses stok gabah maupun beras memang sulit,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Galeri Industri Kayu DPPTK Ngawi Kian Tenar

Hasan mengatakan, kebanyakan gabah kering panen (GKP) hasil panen petani dibeli pedagang luar daerah. Kondisi tersebut membuat stok gabah maupun beras di tingkat lokal menjadi langka. ‘’Karena stoknya minim, akhirnya harga beras naik,’’ ujarnya. (sae/cor)

NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Tingginya produksi beras di Ngawi tidak menjamin harganya terjangkau. Sebaliknya, banderol komoditas pertanian itu di Pasar Besar Ngawi (PBN) merangkak naik. ‘’Naik seminggu terakhir,’’ kata Maidi, salah satu pedagang PBN, Senin (16/1).

Maidi mengungkapkan, harga beras premium naik Rp 2 ribu per kilogram. Bila sebelumnya Rp 10 ribu, kini menjadi Rp 12 ribu. Sedangkan beras super dari Rp 12 ribu menjadi Rp 13 ribu per kilogram. Informasinya, harga naik karena pasokan berasnya berkurang. ‘’Kurang tahu karena apa. Saya mengikuti harga beras di agen besar dan grosir yang naik,’’ ujarnya.

Kasi Produksi Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Ngawi Hasan Zunairi mengatakan, produksi padi sejatinya surplus. Jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten ini. ‘’Namun proses stok gabah maupun beras memang sulit,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Kereta Kelinci Dilarang Beroperasi, Kunjungan Taman Candi Sepi

Hasan mengatakan, kebanyakan gabah kering panen (GKP) hasil panen petani dibeli pedagang luar daerah. Kondisi tersebut membuat stok gabah maupun beras di tingkat lokal menjadi langka. ‘’Karena stoknya minim, akhirnya harga beras naik,’’ ujarnya. (sae/cor)

Terpopuler

Artikel Terbaru