NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Galeri Industri Kayu di Desa Banjarejo, Kedunggalar, Ngawi, sepi mamring. Tidak tampak aktivitas dan penjagaan dari gedung yang dibangun dengan biaya Rp 473 juta tahun lalu itu. ‘’Seharusnya sudah dapat dimanfaatkan IKM (industri kecil menengah) kayu,’’ kata Kabid Perindustrian Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Tenaga Kerja (DPPTK) Ngawi Daru Chandra Wulandari, Selasa (17/5).
Daru mengaku telah menyosialisasikan keberadaan galeri kepada para perajin kayu. Fasilitas itu untuk berjualan sekaligus promosi produk. Belum semua pelaku IKM memindahkan produk ke galeri diduga sebagai alasan urung beroperasi. ‘’Karena itu, kemungkinan ditutup sementara,’’ ujarnya.
Kepala DPPTK Ngawi Yusuf Rosyadi menambahkan, pemanfaatan galeri bekerja sama dengan paguyuban perajin dan craft (parinkraf). Para anggotanya dipersilakan memajang produk di tempat itu. ‘’Galeri ini menjadi alternatif pembeli menentukan produk yang ingin dibeli,’’ ucapnya.
Yusuf tidak memungkiri pemanfaatan galeri belum maksimal. Parinkraf masih menginventarisasi produk yang akan dipajang. Dia meyakini tidak lama lagi galeri akan ramai. ‘’Karena lokasinya strategis dan sesuai instruksi Kementerian Perindustrian,’’ tandasnya. (sae/c1/cor)