NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Daya pikat Benteng Van den Bosch, Ngawi, begitu kuat. Kendati restorasinya belum selesai, warga berduyun-duyun mengunjungi bangunan bersejarah itu saat libur panjang Waisak. ‘’Lokasinya sejuk, enak buat kumpul-kumpul,’’ kata Ayu Alfia, pengunjung asal Desa Karangasri, Ngawi, kemarin (16/5).
Ayu mengaku puas mengisi waktu liburan Hari Raya Waisak di Benteng Pendem, nama lain Benteng Van den Bosch. Sekalipun tidak diizinkan masuk ke dalam benteng. Hal tersebut malah membuatnya penasaran dengan hasil restorasi adaptive reuse-nya kelak. ‘’Karena tampilan dari luar sudah banyak yang berubah,’’ ujarnya.
Sekda Ngawi Mokh. Sodiq Triwidiyanto meyakini bahwa Benteng Pendem kelak menjadi salah satu destinasi wisata andalan kabupaten ini. Menilik potensinya, tidak mengherankan pemerintah pusat mengucurkan dana Rp 113,7 miliar untuk memoles cagar budaya tersebut. Eksotisme bangunan peninggalan kolonialisme Belanda bakal menarik banyak wisatawan. ‘’Bahkan bisa wisatawan mancanegara, karena bangunannya sangat bergaya Eropa,’’ tuturnya, Selasa (17/5).
Pemkab, lanjut Sodiq, tengah menunggu surat jawaban dari Kementerian Sekretariat Negara. Pihaknya telah mengirimkan surat permohonan fasilitasi musyawarah ihwal status pengelolaan Benteng Pendem awal tahun ini. Saat ini masih dalam kuasa Batalyon Armed 12. ‘’Musyawarah di tingkat pusat yang melibatkan semua unsur akan menentukan pengelola Benteng Van den Bosch nantinya (setelah restorasi selesai, Red),’’ ujarnya.
Menurut dia, pemeliharaan kawasan Benteng Pendem kelak harus maksimal. Selain karena statusnya sebagai cagar budaya, biaya restorasinya juga fantastis. ‘’Tentunya akan ada banyak pertimbangan dari pemerintah pusat karena biaya pemeliharaannya tidak murah,’’ pungkasnya. (sae/c1/cor)