NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Tiada gading yang tak retak. Termasuk Tugu Kartonyono berwujud tujuh gading berwarna putih dan satu emas yang menjadi ikon Ngawi. Cat tiga gading pada tugu yang dapat berputar itu mengelupas.
Warna emas gading pada bagian atas juga memudar hingga membuat kilaunya meredup. ‘’Sejak peresmian 2018 lalu, belum pernah ada perawatan kecuali mengganti alat penggeraknya,’’ kata Kabid Tata Bangunan dan Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Ngawi Teguh Suprayitno, Sabtu (19/6).
Teguh tidak bisa menjanjikan pengecatan gading yang warnanya terkelupas itu dilakukan dalam waktu dekat. Langkah tersebut perlu dirundingkan terlebih dahulu dengan atasannya. Lembaganya mengalokasikan Rp 20 juta untuk biaya perawatan tugu seberat delapan ton itu. ‘’Tapi, karena dana terbatas, digunakan untuk penanganan prioritas,’’ ujarnya.
Dinamo atau alat pemutar pada tugu disebut kerap mengalami gangguan. Perputarannya tidak mulus dengan interval lima menit bergerak dan berhenti. Pertengahan tahun lalu dinamo juga terbakar lantaran tegangan listriknya sering turun. (mg5/cor/her)