29.4 C
Madiun
Monday, March 20, 2023

Dishub Ngawi Tunda Restart Angkutan Sekolah Gratis

NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Kelanjutan program angkutan sekolah gratis di Ngawi masih terkatung. Dinas perhubungan (dishub) menunda pelaksanaannya tahun ini. Pertimbangannya tidak termasuk skala prioritas.

”Fokus APBD 2023 masih pembangunan infrastruktur,” kata Kabid Angkutan Dishub Ngawi Fajar Anasrul.

Fajar mengatakan, biaya me-restart program angkutan sekolah gratis sekitar Rp 800 juta per tahun. Dana itu untuk keperluan uang bensin penyedia jasa angkutan umum yang digandeng. Jumlahnya 26 kendaraan dengan layanan 11 rute. ”Juga untuk operasional tiga armada bus antar-jemput siswa milik dishub,” ujarnya.

Dishub tidak terlalu mempersoalkan vakumnya program yang baru berjalan setahun pada 2019. Pasalnya, banyak lembaga pendidikan yang secara mandiri kerja sama dengan penyedia jasa angkutan umum. ”Antar-jemput siswanya masing-masing,” ucapnya.

Baca Juga :  Pemkab Madiun Targetkan Penerapan KMB Lebih Cepat Setahun dari Pusat

Di sisi lain, tiga armada bus antar-jemput siswa masih sering beroperasi. Beberapa lembaga pendidikan meminjam pakai kendaraan hibah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu.  ‘’Untuk keperluan pendidikan di luar sekolah,’’ ungkapnya.

Fajar berharap program angkutan sekolah gratis dapat hidup kembali. Sebab tujuannya juga membantu pelaku jasa transportasi.

Jumlah penumpang harian kian menyusut seiring membeludaknya penggunaan kendaraan pribadi. ‘’Dan tentu saja menjamin keselamatan siswa agar sekolah tidak mengendarai motor,’’ tuturnya. (sae/cor)

NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun – Kelanjutan program angkutan sekolah gratis di Ngawi masih terkatung. Dinas perhubungan (dishub) menunda pelaksanaannya tahun ini. Pertimbangannya tidak termasuk skala prioritas.

”Fokus APBD 2023 masih pembangunan infrastruktur,” kata Kabid Angkutan Dishub Ngawi Fajar Anasrul.

Fajar mengatakan, biaya me-restart program angkutan sekolah gratis sekitar Rp 800 juta per tahun. Dana itu untuk keperluan uang bensin penyedia jasa angkutan umum yang digandeng. Jumlahnya 26 kendaraan dengan layanan 11 rute. ”Juga untuk operasional tiga armada bus antar-jemput siswa milik dishub,” ujarnya.

Dishub tidak terlalu mempersoalkan vakumnya program yang baru berjalan setahun pada 2019. Pasalnya, banyak lembaga pendidikan yang secara mandiri kerja sama dengan penyedia jasa angkutan umum. ”Antar-jemput siswanya masing-masing,” ucapnya.

Baca Juga :  TPA Selopuro Terancam Overload

Di sisi lain, tiga armada bus antar-jemput siswa masih sering beroperasi. Beberapa lembaga pendidikan meminjam pakai kendaraan hibah dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu.  ‘’Untuk keperluan pendidikan di luar sekolah,’’ ungkapnya.

Fajar berharap program angkutan sekolah gratis dapat hidup kembali. Sebab tujuannya juga membantu pelaku jasa transportasi.

Jumlah penumpang harian kian menyusut seiring membeludaknya penggunaan kendaraan pribadi. ‘’Dan tentu saja menjamin keselamatan siswa agar sekolah tidak mengendarai motor,’’ tuturnya. (sae/cor)

Most Read

Artikel Terbaru