23.9 C
Madiun
Tuesday, March 21, 2023

Pemkab Ngawi Batal Bongkar Jalan Serong Alun-Alun Merdeka

NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Sabda Presiden Pertama RI Soekarno itu membuat pemkab mengurungkan niat menghapus Jalan Merdeka Timur dan Barat dari kawasan Alun-Alun Merdeka.

Rencana pembongkaran kedua ruas jalan serong itu masuk dalam proyek pengembangan fasilitas publik tersebut. ‘’Kami batalkan karena ternyata punya nilai historis yang panjang,’’ kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Ngawi Raden Rudi Sulisdiana, Selasa (23/11).

Rudi mengungkapkan, rencana pembongkaran Jalan Merdeka Barat dan Timur telah masuk dalam rancangan desain ulang. Pada bagian tata ruang, kedua jalan sepanjang kurang dari 50 meter itu digantikan tanah lapang. Alasan penghapusan lantaran banyak pemobil dan pemotor melewati jalan tersebut. ‘’Sebagai alternatif agar tidak memutari alun-alun,’’ ujarnya.

Nah, saat rapat pembahasan desain pengembangan, konsultan menyampaikan kedua ruas jalan serong itu sarat sejarah. Berdasar arsip dari KITLV, lembaga pengumpul informasi era kolonial Belanda, jalan tersebut terlihat pada peta alun-alun Ngawi periode 1917–1924. ‘’Pada peta Ngawi tahun 1873, jalur serong belum ada. Bentang alun-alun hanya memiliki satu jalan pemisah lurus dari selatan ke utara,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Duh, Bantuan Bus Sekolah Tak Kunjung Terealisasi

Rudi menerangkan, berdasar peta alun-alun 1917–1924, konsep desain alun-alun memudahkan masyarakat. Di antara dua jalan serong itu terdapat satu jalur pemisah. Jalur tersebut menghubungkan ke pohon beringin sekaligus kantor bupati. Sementara, jalur serong barat menuju Masjid Agung Baiturrahman dan serong timur ke kantor asisten residen serta kantor pos. ‘’Mengadopsi konsep tersebut, Jalan Merdeka Barat akan dinamai jalur iman dan Jalan Merdeka Timur dinamai jalur main,’’ terangnya.

Alasan perubahan nama menyesuaikan bentang kawasan alun-alun. Jalur iman di Jalan Merdekat Barat karena tepat menghadap menara masjid agung. Sedangkan jalur main di Jalan Merdeka Timur berada di kawasan bekas lapak pedagang kaki lima (PKL). Area itu nantinya diubah sebagai fasilitas bermain dan olahraga. ‘’Saat ini fokus redesain alun-alun pada kedua jalan serong, belum mengarah tenda membran,’’ tuturnya. (sae/c1/cor/her)

NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Sabda Presiden Pertama RI Soekarno itu membuat pemkab mengurungkan niat menghapus Jalan Merdeka Timur dan Barat dari kawasan Alun-Alun Merdeka.

Rencana pembongkaran kedua ruas jalan serong itu masuk dalam proyek pengembangan fasilitas publik tersebut. ‘’Kami batalkan karena ternyata punya nilai historis yang panjang,’’ kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Ngawi Raden Rudi Sulisdiana, Selasa (23/11).

Rudi mengungkapkan, rencana pembongkaran Jalan Merdeka Barat dan Timur telah masuk dalam rancangan desain ulang. Pada bagian tata ruang, kedua jalan sepanjang kurang dari 50 meter itu digantikan tanah lapang. Alasan penghapusan lantaran banyak pemobil dan pemotor melewati jalan tersebut. ‘’Sebagai alternatif agar tidak memutari alun-alun,’’ ujarnya.

Nah, saat rapat pembahasan desain pengembangan, konsultan menyampaikan kedua ruas jalan serong itu sarat sejarah. Berdasar arsip dari KITLV, lembaga pengumpul informasi era kolonial Belanda, jalan tersebut terlihat pada peta alun-alun Ngawi periode 1917–1924. ‘’Pada peta Ngawi tahun 1873, jalur serong belum ada. Bentang alun-alun hanya memiliki satu jalan pemisah lurus dari selatan ke utara,’’ ungkapnya.

Baca Juga :  Dana Talangan Pembebasan Lahan Tak Beres

Rudi menerangkan, berdasar peta alun-alun 1917–1924, konsep desain alun-alun memudahkan masyarakat. Di antara dua jalan serong itu terdapat satu jalur pemisah. Jalur tersebut menghubungkan ke pohon beringin sekaligus kantor bupati. Sementara, jalur serong barat menuju Masjid Agung Baiturrahman dan serong timur ke kantor asisten residen serta kantor pos. ‘’Mengadopsi konsep tersebut, Jalan Merdeka Barat akan dinamai jalur iman dan Jalan Merdeka Timur dinamai jalur main,’’ terangnya.

Alasan perubahan nama menyesuaikan bentang kawasan alun-alun. Jalur iman di Jalan Merdekat Barat karena tepat menghadap menara masjid agung. Sedangkan jalur main di Jalan Merdeka Timur berada di kawasan bekas lapak pedagang kaki lima (PKL). Area itu nantinya diubah sebagai fasilitas bermain dan olahraga. ‘’Saat ini fokus redesain alun-alun pada kedua jalan serong, belum mengarah tenda membran,’’ tuturnya. (sae/c1/cor/her)

Most Read

Artikel Terbaru