KOTA, Jawa Pos Radar Ngawi – Bantuan dua unit flood early warning system (FEWS) yang dijanjikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum kunjung tiba. Padahal, berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya, curah hujan diprediksi meningkat 20–70 persen. Terhitung mulai bulan ini hingga Februari tahun depan.
Cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina dengan intensitas lemah itu berpotensi mengakibatkan banjir. Sehingga, upaya penanggulangan banjir masih mengandalkan enam unit early warning system (EWS) yang telah terpasang.
Peranti tersebut belum dilengkapi repeater (perangkat penerima sinyal) sebagaimana FEWS bantuan pemerintah pusat. ‘’Ini masih menunggu datangnya alat dan teknisinya,’’ kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ngawi Teguh Puryadi kemarin (23/11).
Teguh mengatakan, penerima bantuan alat deteksi dini banjir bukan hanya Ngawi. Sehingga, pemasangannya harus bergiliran dengan daerah lain. Sementara ini yang telah terpasang baru repeater. ‘’Kami belum dapat informasi jadwalnya. Kalau lokasi penempatannya sudah diputuskan di Desa Tirak dan Simo, Kwadungan,’’ ujarnya.
BPBD menerima informasi La Nina ketika mengikuti rapat di Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Madiun kemarin. BMKG Juanda juga menyampaikan cuaca ekstrem perlu diwaspadai saat awal dan puncak musim hujan. ‘’Dampak bencana yang merugikan sektor pertanian atau infrastruktur perlu diantisipasi,’’ ucap Teguh. (sae/c1/cor/her)