NGAWI, Jawa Pos Radar Ngawi – Sistem pertanian yang canggih dan ramah lingkungan adalah keniscayaan. Dinas Pertanian (Diperta) Ngawi mendorong sistem tersebut diterapkan masyarakat secara bertahap.
Kendati tidak sedikit petani padi yang menilai penggunaan pupuk organik dan peralatan canggih butuh waktu. ‘’Sistem pertanian kita tidak bisa terhindar dari kemajuan teknologi,’’ kata Kepala Diperta Ngawi Supardi, Jumat (26/11).
Supardi sempat merunut tahapan perubahan sistem pertanian. Untuk membajak sawah, petani beralih traktor dari sebelumnya sapi atau kerbau. Bahkan, saat ini ada yang menggunakan rotavator. Proses panen padi juga lebih cepat dengan combine harvester dari sebelumnya manual. ‘’Bahkan, penyemprotan pupuk organik cair bisa pakai drone yang dapat menekan biaya produksi,’’ ungkapnya.
Kemarin diperta menjajal penyemprotan pupuk cair Phonska Oca menggunakan drone di area persawahan Desa Gemarang, Kedunggalar. Kegiatan tersebut menggandeng salah satu BUMN yang bergerak di bidang pertanian. ‘’Kami akan mendorong petani berimprovisasi membuat pupuk organik secara mandiri,’’ tuturnya. (sae/c1/cor/ser)