26.9 C
Madiun
Sunday, June 11, 2023

Pengusaha Janggelan Banjir Permintaan

PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Ramadan menjadi berkah bagi pengusaha janggelan di Pacitan. Pada momen bulan suci ini, permintaan pasar bahan olahan minuman tersebut naik signifikan. Usaha milik Haris Kuswanto misalnya, sedikitnya 350 kilogram janggelan kering diolah setiap hari demi penuhi permintaan pembeli.

Haris mengatakan bulan Ramadan jadi masa panen para pengusaha janggelan. Di tahun ini misalnya, peningkatkan produksi janggelan capai 10 hingga 12 kali lipat setiap harinya. Jika hari biasa hanya mampu produksi 40 hingga 60 ember janggelan, saat ini para usaha yang dirintisnya 2013 lalu itu harus penuhi 400 hingga 700 ember. ’’Satu ember itu bisa jadi 25 mangkok, per mangkoknya dijual Rp 3 ribu,’’ jelas Haris.

Baca Juga :  Perspa Pacitan Absen Piala Soeratin U-17 Jawa Timur

Tingginya produksi lanjut Haris berbanding lurus dengan lapangan kerja yang disediakannya. Biasanya dikerjakan 3 hingga 4 orang, saat bulan puasa ini dirinya membutuhkan 12 hingga 15 tenaga tambahan.

Dibagi dalam beberapa shif, saban harinya tungku kompor produksi tersebut tak pernah padam. ’’Untungnya di lokasi produksi kami stok janggelan kering melimpah,’’ ungkapnya..

Bergelut dengan janggelan sejak 10 tahun terakhir, Haris mengamini usaha tersebut tak pernah sepi pembeli. Meski memproduksi ratusan bungkus saban hari namun jumlah tersebut baru mampu penuhi pasar di tiga kabupaten, seperti Pacitan, Wonogiri, dan Ponorogo. ‘’Istimewanya tidak pakai bahan pengawet, jadi banyak yang suka,’’ pungkasnya.  (gen/ota)

PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Ramadan menjadi berkah bagi pengusaha janggelan di Pacitan. Pada momen bulan suci ini, permintaan pasar bahan olahan minuman tersebut naik signifikan. Usaha milik Haris Kuswanto misalnya, sedikitnya 350 kilogram janggelan kering diolah setiap hari demi penuhi permintaan pembeli.

Haris mengatakan bulan Ramadan jadi masa panen para pengusaha janggelan. Di tahun ini misalnya, peningkatkan produksi janggelan capai 10 hingga 12 kali lipat setiap harinya. Jika hari biasa hanya mampu produksi 40 hingga 60 ember janggelan, saat ini para usaha yang dirintisnya 2013 lalu itu harus penuhi 400 hingga 700 ember. ’’Satu ember itu bisa jadi 25 mangkok, per mangkoknya dijual Rp 3 ribu,’’ jelas Haris.

Baca Juga :  Air Sungai Membesar, Truk Pasir Terjebak

Tingginya produksi lanjut Haris berbanding lurus dengan lapangan kerja yang disediakannya. Biasanya dikerjakan 3 hingga 4 orang, saat bulan puasa ini dirinya membutuhkan 12 hingga 15 tenaga tambahan.

Dibagi dalam beberapa shif, saban harinya tungku kompor produksi tersebut tak pernah padam. ’’Untungnya di lokasi produksi kami stok janggelan kering melimpah,’’ ungkapnya..

Bergelut dengan janggelan sejak 10 tahun terakhir, Haris mengamini usaha tersebut tak pernah sepi pembeli. Meski memproduksi ratusan bungkus saban hari namun jumlah tersebut baru mampu penuhi pasar di tiga kabupaten, seperti Pacitan, Wonogiri, dan Ponorogo. ‘’Istimewanya tidak pakai bahan pengawet, jadi banyak yang suka,’’ pungkasnya.  (gen/ota)

Terpopuler

Artikel Terbaru