PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Perempatan Jalur Lintas Selatan (JLS), Kelurahan Ploso, Pacitan jauh lebih ramai dari biasanya. Tak hanya hilir mudik, puluhan remaja hingga orang tua nampak menikmati suasana ngabuburit.
Nanang Pramata misalnya, remaja asal Desa Arjowinangun, Pacitan itu sengaja habiskan waktu menjelang berbuka puasa di kawasan itu. Bersama teman-temannya, biasanya memilih JLS titik akhir berkumpul komunitas motor yang diikutinya. ’’Kesempatan ngumpul teman-teman sekalian ngabuburit,’’ katanya.
Bagi Nanang, menantikan azan Magrib di perempatan JLS memiliki vibes asyik tersendiri. Mulai hamparan sawah, sungai yang mengalirkan air ke Samudera Hindia, hingga gugusan pegunungan. Ditambah hiruk pikuk warga mencari takjil. ‘’Di sini yang berdagang makanan-minuman banyak, jadi sekalian berbuka bersama,’’ terangnya.
Ramainya kawasan JLS saat Ramadan turut menjadi berkah bagi para penjual kawasan tersebut. Hendri Antoko salah seorang penjual gorengan mengaku ada peningkatan penjualan. ’’Paling ramai Sabtu sor sampai malam, terkadang sampai kewalahan,’’ ujarnya. (gen/ota)
PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Perempatan Jalur Lintas Selatan (JLS), Kelurahan Ploso, Pacitan jauh lebih ramai dari biasanya. Tak hanya hilir mudik, puluhan remaja hingga orang tua nampak menikmati suasana ngabuburit.
Nanang Pramata misalnya, remaja asal Desa Arjowinangun, Pacitan itu sengaja habiskan waktu menjelang berbuka puasa di kawasan itu. Bersama teman-temannya, biasanya memilih JLS titik akhir berkumpul komunitas motor yang diikutinya. ’’Kesempatan ngumpul teman-teman sekalian ngabuburit,’’ katanya.
Bagi Nanang, menantikan azan Magrib di perempatan JLS memiliki vibes asyik tersendiri. Mulai hamparan sawah, sungai yang mengalirkan air ke Samudera Hindia, hingga gugusan pegunungan. Ditambah hiruk pikuk warga mencari takjil. ‘’Di sini yang berdagang makanan-minuman banyak, jadi sekalian berbuka bersama,’’ terangnya.
Ramainya kawasan JLS saat Ramadan turut menjadi berkah bagi para penjual kawasan tersebut. Hendri Antoko salah seorang penjual gorengan mengaku ada peningkatan penjualan. ’’Paling ramai Sabtu sor sampai malam, terkadang sampai kewalahan,’’ ujarnya. (gen/ota)
