PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Tata kelola depo arsip Dinas Perpustakaan Pacitan belum teratur. Arsip penting menumpuk meski kapasitas ruangnya masih mencukupi. Organisasi perangkat daerah (OPD) itu berdalih keterbatasan sumber daya manusia (SDM). ‘’Banyak arsip kiriman OPD-OPD tahun lalu yang belum terolah karena tenaga arsiparis hanya satu,’’ kata Kepala Dinas Perpustakaan Pacitan Cipto Yowono Selasa (1/10).
Saat ini depo menyimpan 5.659 kardus arsip tidak aktif di ruangan seluas 277 meter persegi. Sedangkan arsip statis 149 kardus. Di luar itu, banyak kardus arsip yang masih diproses atau menumpuk di ruang transit. ‘’Karena minim (arsiparis), ujungnya penumpukan pengolahan arsip itu sendiri,’’ ujarnya.
Cipto menyebut, idealnya lima arsiparis. Delapan pegawai tidak tetap (PTT) direkrut sebagai tenaga tambahan meng-handle sejumlah tugas di perpustakaan. ‘’Kami akan melibatkan pihak ketiga untuk merapikan kearsipan,’’ tuturnya.
Selain minim SDM, kambing hitam belum teraturnya pengarsipan adalah tata pengolahan arsip kiriman OPD yang belum sesuai prosedur. Tidak semua dokumen kiriman OPD itu layak dan penting untuk diarsipkan. Seperti bercampur map kosong dan berkas konsep yang disimpan di kardus bekas dan karung. ‘’Arsip itu permanen. Jadi, yang dikirimkan seharusnya yang betul-betul penting,’’ kata Slamet Riyanto, arsiparis.
Slamet berharap, seluruh OPD punya jadwal retensi arsip (JRA). Menjalankan fungsi pengolahan arsip di tingkat internal sebelum disetor ke depo arsip. Malah, sejumlah OPD sama sekali tidak menyetorkan arsipnya. ‘’Kesadaran itu masih kurang,’’ ungkapnya. (den/c1/cor)