PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Sebanyak 4.981 karung beras ukuran 15 kilogram semestinya dibagikan kepada 1.528 penerima dalam beberapa termin oleh Dinas Sosial (Dinsos) Pacitan. Di tahap awal penyaluran itu, 2 ribu karung dikirimkan ke tiap e-kios untuk didistribusikan. Namun, 250 karung itu di antaranya ditemukan berasnya rusak dan tak layak konsumsi. ‘’Karena diduga yang dua ribuan karung lagi kondisinya sama, akhirnya kami tarik semuanya,’’ kata Kepala Dinsos Pacitan Sumorohadi, Rabu (5/1).
Sumorohadi memastikan pihak distributor langsung mengganti beras tak layak konsumsi itu dengan yang baru. Sehingga hak keluarga penerima manfaat (KPM) tetap terpenuhi. Sumorohadi tak menampik petugas lapangan kecolongan. Terlebih, dari sampel yang diperiksa, seluruhnya dipandang apik dan layak disalurkan. Di samping distributor asal Wonogiri yang ditunjuk sudah biasa menyalurkan bantuan ke warung-warung terdekat. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa beras yang disalurkan kali ini tak layak. ‘’Itu kan penyalurannya memang dirapel dengan bantuan lanjutan. Jadi, cukup banyak jatahnya,’’ jelasnya.
Tak ingin kasus serupa terulang, mantan staf ahli bupati itu berencana memanggil seluruh penyalur bantuan di Pacitan. Selain mengevaluasi kualitas bahan bantuan, juga merespons banyaknya keluhan seputar kartu e-warung rusak. Dia pun tak ingin harapan pemerintah mengentaskan kemiskinan lewat bantuan pangan itu justru mendapat cibiran. Terlebih, di masa pandemi ini sangat dibutuhkan. ‘’Supplier-nya segera kami panggil dan beri sanksi,’’ janji pria yang baru dua hari menjabat kepala Dinsos Pacitan itu. (gen/c1/fin/her)