PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Nasib guru PAUD dan TK swasta Pacitan masih jauh dari kata sejahtera. Terlebih, pemberian insentifnya sejauh ini belum merata. Dari ribuan pendidik, 305 di antaranya belum terakomodasi pemerintah.
Ketua Komisi II DPRD Pacitan Rudi Handoko mengatakan, gaji guru PAUD dan TK tidaklah seberapa. Bahkan, ada yang hanya digaji Rp 25 ribu hingga Rp 100 ribu sebulannya. Tak sebanding dengan besarnya tanggung jawab mencerdaskan generasi penerus bangsa di usia emasnya. ‘’Mereka tulus mengabdi untuk mendidik anak usia dini, tapi bayarannya tidak seberapa. Bisa dikatakan kesejahteraannya kurang layak,’’ ujarnya, Rabu (6/4).
Rudi menghimpun data, 1.800 guru PAUD dan TK tersebar di 900 lembaga. Dari jumlah itu, 115 diantaranya telah diakomodasi insentif dari pemerintah provinsi. Sementara, 305 lainnya tak satu pun ter-cover insentif, baik dari pemerintah kabupaten maupun provinsi. ‘’Tetap harus mendapat perhatian dari kabupaten. Baik atau tidaknya pendidikan di masa golden age itu sangat berpengaruh bagi masa depan anak didik ketika dewasa,’’ urainya.
Rudi juga berharap pemerintah memperhatikan sarana-prasarana (sarpras) PAUD dan TK. Baik fasilitas pembelajaran maupun taman bermainnya. Acap dijumpainya beberapa sarpras rusak dan tak aman untuk digunakan. Termasuk lokasi yang kerap dinilai kurang strategis. ‘’Harus diperhatikan lokasi, gedung, dan lahannya,’’ pungkasnya. (gen/c1/fin/her)