25.2 C
Madiun
Friday, March 24, 2023

Kekeringan Berpotensi Meluas jika Prediksi Hujan Meleset

PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Pemkab Pacitan belum berencana meningkatkan status siaga kekeringan. Kendati cakupan wilayah yang kini kering kerontang semakin meluas. Bahkan, mobil pemadam kebakaran (damkar) pun sampai diperbantukan untuk menyuplai air bersih. ‘’Memang berpotensi meluas ke wilayah lain. Tapi statusnya sampai saat ini masih kami tetapkan siaga,’’ kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo Minggu (6/10).

Data BPBD setempat, kekeringan kini melanda 12 kecamatan. Sebanyak 45 desa di antaranya berstatus kering kritis. Sementara, dropping air masih dilakukan secara bergiliran. Hingga kemarin, persediaan air bersih BPBD masih 200 tangki. Seratus tangki dari pemkab, sementara seratus lainnya dari Pemprov Jatim. Dengan cadangan air bersih sebanyak itu, Didik memperkirakan hanya cukup untuk meng-cover dua pekan ke depan. Tak pelak, itu menjadi mimpi buruk bagi desa-desa. ‘’Semoga hujan turun sesuai prediksi, akhir Oktober nanti,’’ harapnya.

Menurut Didik, status siaga kekeringan akan ditingkatkan jika kemarau belum berakhir di pengujung bulan ini. Lantas, bagaimana nasib desa-desa ketika cadangan air bersih yang dimiliki pemkab dan pemprov habis? Didik tak menampik bahwa suplai air dari BPBD tak mampu meng-cover seluruh wilayah yang membutuhkan. Alhasil, pihaknya pun meminta bantuan dari berbagai instansi. ‘’Total  ada 10 unit truk tangki yang bergerak setiap hari. Sampai saat ini, lebih dari 500 tangki air yang telah disalurkan,’’ bebernya.

Baca Juga :  Kadinkes Pacitan: 9 Orang Positif Korona, Mayoritas Isoman

Tingkat kekeringan yang semakin parah diamini Kabid Damkar Satpol PP Pacitan Suyanto. Dia mengakui bahwa salah satu armada damkar dipakai untuk dropping air sejak sepekan terakhir. Pihak damkar dipasrahi menyuplai air bersih dua kali seminggu. Namun, belakangan permintaan bantuan damkar untuk menyuplai air tak hanya datang dari BPBD. Beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) hingga komunitas ikut meminta bantuan damkar untuk menyuplai air. ‘’Mengingat kekeringan sudah parah, boleh-boleh saja damkar dipakai, asalkan tidak pada saat terjadi kebakaran,’’ ujarnya. (den/c1/naz)

PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Pemkab Pacitan belum berencana meningkatkan status siaga kekeringan. Kendati cakupan wilayah yang kini kering kerontang semakin meluas. Bahkan, mobil pemadam kebakaran (damkar) pun sampai diperbantukan untuk menyuplai air bersih. ‘’Memang berpotensi meluas ke wilayah lain. Tapi statusnya sampai saat ini masih kami tetapkan siaga,’’ kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Didik Alih Wibowo Minggu (6/10).

Data BPBD setempat, kekeringan kini melanda 12 kecamatan. Sebanyak 45 desa di antaranya berstatus kering kritis. Sementara, dropping air masih dilakukan secara bergiliran. Hingga kemarin, persediaan air bersih BPBD masih 200 tangki. Seratus tangki dari pemkab, sementara seratus lainnya dari Pemprov Jatim. Dengan cadangan air bersih sebanyak itu, Didik memperkirakan hanya cukup untuk meng-cover dua pekan ke depan. Tak pelak, itu menjadi mimpi buruk bagi desa-desa. ‘’Semoga hujan turun sesuai prediksi, akhir Oktober nanti,’’ harapnya.

Menurut Didik, status siaga kekeringan akan ditingkatkan jika kemarau belum berakhir di pengujung bulan ini. Lantas, bagaimana nasib desa-desa ketika cadangan air bersih yang dimiliki pemkab dan pemprov habis? Didik tak menampik bahwa suplai air dari BPBD tak mampu meng-cover seluruh wilayah yang membutuhkan. Alhasil, pihaknya pun meminta bantuan dari berbagai instansi. ‘’Total  ada 10 unit truk tangki yang bergerak setiap hari. Sampai saat ini, lebih dari 500 tangki air yang telah disalurkan,’’ bebernya.

Baca Juga :  Terdampak Kekeringan, Warga Terpaksa Konsumsi Air Sungai

Tingkat kekeringan yang semakin parah diamini Kabid Damkar Satpol PP Pacitan Suyanto. Dia mengakui bahwa salah satu armada damkar dipakai untuk dropping air sejak sepekan terakhir. Pihak damkar dipasrahi menyuplai air bersih dua kali seminggu. Namun, belakangan permintaan bantuan damkar untuk menyuplai air tak hanya datang dari BPBD. Beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) hingga komunitas ikut meminta bantuan damkar untuk menyuplai air. ‘’Mengingat kekeringan sudah parah, boleh-boleh saja damkar dipakai, asalkan tidak pada saat terjadi kebakaran,’’ ujarnya. (den/c1/naz)

Most Read

Artikel Terbaru