23.7 C
Madiun
Monday, June 5, 2023

Tumpukan Material di Sungai Brungkah Kian Tebal

PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Warga jengah dilanda banjir batu tak berkesudahan. Saban hari, guguran batu bercampur lumpur itu tiada hentinya terhanyut di Sungai Brungkah yang mengaliri perbatasan Karangrejo-Karanggede, Arjosari.

Penghujan ini, Sungai Brungkah semakin meluap. Guguran material batu yang terbawa arus sungai sampai menumpuk lebih dari tiga meteran di Dusun Wonosari, Karangrejo. Membuat pertemuan air antara Sungai Brungkah dengan anak Grindulu kian meluber. ‘’Kalau berbarengan dengan banjir dari Waduk Tukul, arus sungai menyempit tertutup batu,’’ ujar Supinah, warga Wonosari, Selasa (8/2).

Jembatan di Karangrejo-Karanggede sampai tak terlihat dari permukaan lantaran terendam. Pengendara tetap nekat melintas daripada harus memutar puluhan kilometer dari kecamatan lain. Situasi ini tentu cukup membahayakan. ‘’Jalannya sudah dipadatkan tapi semakin hari airnya semakin tinggi dan banjir batunya nggak habis-habis,’’ ungkap pedagang keliling itu.

Baca Juga :  Mahasiswa di Pacitan Demo Rencana Kenaikan Harga BBM

Inisiatif warga setempat yang memanfaatkan batu tak cukup membantu. Cara konvensional itu tak seberapa mengurangi volume tumpukan material. Meski telah diambil ratusan hingga ribuan kubik, material batu tak tampak mengalami pengurangan. ‘’Batu yang diambili itu baru yang di bawah jalan raya, tak sampai menjangkau tumpukan di sungai atau sabo dam,’’ pungkasnya. (gen/c1/fin/her)

PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun – Warga jengah dilanda banjir batu tak berkesudahan. Saban hari, guguran batu bercampur lumpur itu tiada hentinya terhanyut di Sungai Brungkah yang mengaliri perbatasan Karangrejo-Karanggede, Arjosari.

Penghujan ini, Sungai Brungkah semakin meluap. Guguran material batu yang terbawa arus sungai sampai menumpuk lebih dari tiga meteran di Dusun Wonosari, Karangrejo. Membuat pertemuan air antara Sungai Brungkah dengan anak Grindulu kian meluber. ‘’Kalau berbarengan dengan banjir dari Waduk Tukul, arus sungai menyempit tertutup batu,’’ ujar Supinah, warga Wonosari, Selasa (8/2).

Jembatan di Karangrejo-Karanggede sampai tak terlihat dari permukaan lantaran terendam. Pengendara tetap nekat melintas daripada harus memutar puluhan kilometer dari kecamatan lain. Situasi ini tentu cukup membahayakan. ‘’Jalannya sudah dipadatkan tapi semakin hari airnya semakin tinggi dan banjir batunya nggak habis-habis,’’ ungkap pedagang keliling itu.

Baca Juga :  Tanggul Jebol, 160 Rumah di Pacitan Kebanjiran

Inisiatif warga setempat yang memanfaatkan batu tak cukup membantu. Cara konvensional itu tak seberapa mengurangi volume tumpukan material. Meski telah diambil ratusan hingga ribuan kubik, material batu tak tampak mengalami pengurangan. ‘’Batu yang diambili itu baru yang di bawah jalan raya, tak sampai menjangkau tumpukan di sungai atau sabo dam,’’ pungkasnya. (gen/c1/fin/her)

Terpopuler

Artikel Terbaru