PACITAN, Jawa Pos Radar Pacitan – Harum nama bangsa di kancah dunia tak hanya digelorakan olahragawan di Olimpiade Tokyo, 2020 silam. Pemuda Pacitan turut mencuri perhatian dunia lewat prestasinya di ajang International Mathematics Competition yang digelar American University.
Remaja pintar itu bernama Waffiq Maaroja. Olimpiade matematika yang sedianya dihelat di Bulgaria itu akhirnya dilangsungkan dalam jaringan (daring). Bermodalkan laptop ASUS dan drawing pad, Waffiq sanggup menuntaskan empat soal dalam empat jam di rumahnya di Dusun Bengkal, Desa Tanjungsari, Pacitan. Mulai aljabar, analisis kombinatorik, hingga geometri. ‘’Tesnya dua hari, setiap hari ada empat jam. Waktu segitu tidak mudah, karena jawabannya panjang. Bisa dua lembar,’’ ungkap Waffiq.
Beruntung Olimpiade tersebut dihelat daring. Sehingga, masing-masing peserta bebas memilih waktu sesuai daerahnya masing-masing. Indonesia mendapat jatah pukul 08.00 hingga 11.00. ‘’Dari Indonesia ada 11 peserta puspresnas (pusat prestasi nasional, Red). Juga ada beberapa yang ikut mandiri. Saya ikut puspresnas-nya,’’ terang remaja kelahiran 6 Juli 1998 itu.
Bersaing dengan 591 peserta dari 54 negara, Waffiq berhasil menyabet medali perak. Jam terbang kejuaraan putra pasangan Sudarmadi dan Benti Malikah itu tingi. Kerap berpartisipasi di kancah provinsi dan nasional serta beberapa kali menyabet medali. ‘’Tahun lalu dapat emas tingkat nasional. Sejak SD sudah sering ikut Olimpiade, tapi di kancah internasional baru sekarang ini,’’ jelas mahasiswa semester akhir ilmu komputer UGM Jogjakarta itu. (gen/c1/fin)